Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Manusia Nokturnal dalam Kacamata Sains dan Agama

13 September 2025   19:00 Diperbarui: 13 September 2025   17:39 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Scrolling larut malam (Sumber: freepik)

Penelitian Harvard Medical School menunjukkan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam per malam berisiko dua kali lipat mengalami depresi.

Selain itu, fenomena FOMO (fear of missing out) membuat banyak orang sulit berhenti scrolling, seolah takut tertinggal kabar terbaru. Akibatnya, mereka semakin sulit beristirahat dan makin rentan mengalami isolasi sosial.

Medis: Risiko Kesehatan Tubuh

Dari sisi medis, gaya hidup nokturnal punya dampak serius. Jam biologis manusia dirancang mengikuti ritme sirkadian, teratur tidur di malam hari dan aktif di siang hari. Saat pola ini terganggu, tubuh mengalami kekacauan.

Risiko yang sering muncul antara lain:

  • Obesitas dan diabetes akibat metabolisme terganggu.
  • Penyakit jantung dan hipertensi karena sistem kardiovaskular bekerja di luar ritme alami.
  • Gangguan otak, termasuk penurunan konsentrasi, memori, dan produktivitas.

Dokter bahkan memperingatkan jika kurang tidur kronis sama bahayanya dengan merokok, karena meningkatkan risiko kematian dini.

Filsafat: Waktu, Eksistensi, dan Makna Malam

Dalam kacamata filsafat, waktu bukan sekadar angka di jam, melainkan ruang eksistensi manusia. Siang diciptakan untuk bekerja dan berkarya, malam untuk hening dan beristirahat.

Filsuf kontemporer kerap menyoroti fenomena manusia modern yang "menggugat" makna malam. Alih-alih menggunakannya untuk refleksi atau kontemplasi, banyak orang justru mengisinya dengan distraksi. 

Pertanyaan pun muncul: apakah manusia benar-benar menguasai waktu, atau justru diperbudak olehnya?

Agama: Malam sebagai Waktu Ibadah dan Istirahat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun