Luas Lahan 39.000 m, Mengapa SLB yang Dikorbankan?
Kompleks Wyata Guna memiliki luas lebih dari 39.000 meter persegi. Namun alih-alih mencari solusi lain dalam wilayah seluas itu, rencana pembangunan Sekolah Rakyat justru diarahkan ke gedung milik SLBN A Pajajaran.
Mengapa harus ruang yang sudah memiliki sejarah dan fungsi nyata yang dikorbankan?
"Sekolah Rakyat bisa dibangun di bagian lain Wyata Guna, tapi SLB ini tak bisa dipindahkan begitu saja. Ini bukan sekadar gedung, ini simbol sejarah perjuangan disabilitas di Indonesia," ujar seorang guru senior di SLBN A Pajajaran.
Perlu diketahui, dalam sertifikat tanah pun tertulis dengan jelas bahwa lokasi SLBN A Pajajaran memang diperuntukkan untuk pendidikan anak berkebutuhan khusus.Â
Maka, jika penggusuran tetap dilakukan, ini bukan hanya soal kebijakan yang keliru, tapi juga pelanggaran terhadap nilai kemanusiaan dan keadilan.
Seruan untuk Presiden Prabowo dan Publik
Sebagai Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto perlu mengetahui dan mempertimbangkan ulang rencana ini. Program Sekolah Rakyat patut didukung, tetapi bukan dengan mengorbankan anak-anak yang justru selama ini sudah terpinggirkan.
SLBN A Pajajaran adalah bagian dari identitas bangsa; ia membuktikan bahwa sejak sebelum merdeka pun, Indonesia sudah berjuang untuk mendidik semua anak, termasuk mereka yang tidak bisa melihat.
Jika warisan ini hilang, maka hilang pula jejak kemanusiaan yang telah dibangun sejak sebelum 1945.
Kami percaya Presiden Prabowo akan mendengar. Kami percaya bangsa ini tidak akan membiarkan yang lemah semakin terpinggirkan.