Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Menyibak Misteri Situ Lengkong Panjalu: Warisan Kerajaan dan Tradisi Nyangku yang Melegenda

6 Mei 2025   14:00 Diperbarui: 6 Mei 2025   15:19 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase Pemandangan Situ Lengkong Panjalu (Sumber: dok. pribadi)

Di tengah udara sejuk dan hamparan pepohonan yang rimbun di wilayah Panjalu, Kabupaten Ciamis, terbentang sebuah danau yang tak hanya memesona secara visual, tetapi juga menyimpan cerita panjang tentang sejarah, spiritualitas, dan kepercayaan masyarakat Sunda. 

Nama danau ini adalah Situ Panjalu; sebuah tempat yang oleh masyarakat setempat dianggap suci dan penuh berkah.

Situ Panjalu bukanlah sekadar destinasi wisata alam biasa. Di tengah-tengah danau ini berdiri sebuah pulau kecil bernama Nusa Gede, tempat disemayamkannya tokoh suci yang begitu dihormati: Prabu Hariang Kancana, raja terakhir Kerajaan Panjalu. 

Setiap tahunnya, ribuan peziarah datang untuk mengikuti Tradisi Nyangku, sebuah ritual kuno yang masih lestari hingga kini, membersihkan benda-benda pusaka kerajaan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.

Tapak Kerajaan Tua di Tengah Danau

Kerajaan Panjalu diyakini berdiri sejak abad ke-7, jauh sebelum Kerajaan Galuh berdiri di Tatar Sunda. Dikenal juga sebagai Kerajaan Panjalu atau Kadatuan Panjalu, wilayah ini memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan penyebaran agama Islam di tanah Sunda.

Tokoh sentral dalam sejarah ini adalah Prabu Borosngora, seorang raja yang dikenal sakti mandraguna dan menjadi penyebar Islam pertama di wilayah Panjalu setelah berguru ke Mekkah. 

Ia digantikan oleh putranya, Prabu Hariang Kancana, yang menurut legenda, menangis kehilangan ayahnya dan tangisan itulah yang kemudian dipercaya membentuk Situ Panjalu.

Misteri dan Aura Sakral Situ Panjalu

Masyarakat sekitar percaya bahwa Situ Panjalu bukanlah danau biasa. Airnya dianggap suci dan penuh keberkahan. Bahkan, hingga kini banyak yang membawa pulang air danau dalam botol kecil sebagai "air berkah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun