Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bye-Bye Fobia Kecoak, Saatnya Berdamai dengan si Serangga Horor

24 April 2025   13:00 Diperbarui: 24 April 2025   11:16 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jerit panik, meloncat ke kursi, atau kabur secepat kilat; itulah reaksi umum banyak orang saat berhadapan dengan makhluk mungil yang satu ini: kecoak. 

Saya dan saudara pun dulu demikian. Sebagian besar anggota keluarga kami baik laki-laki maupun perempuan takut kecoak. 

Tak peduli ukurannya kecil dan tak menggigit, kecoak mampu membuat sebagian orang kehilangan kendali. Ketakutan ini, jika sudah berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, disebut dengan katsaridafobiafobia terhadap kecoak.

Dianggap menjijikkan, tiba-tiba terbang, dan muncul di tempat gelap, kecoak adalah serangga yang bisa memicu reaksi fobia ekstrem. Namun, kabar baiknya, fobia ini bisa diatasi. 

Melalui ulasan iniari.kita kupas tuntas penyebab, gejala, dan strategi jitu mengatasi fobia kecoak dari sudut pandang psikologi, pengalaman nyata, hingga pendekatan teknologi modern.

Kenali Dulu: Apa Itu Katsaridafobia?

Katsaridafobia berasal dari bahasa Yunani katsarida yang berarti kecoak, dan phobos yang berarti takut.

Ini adalah jenis gangguan kecemasan spesifik yang ditandai dengan ketakutan ekstrem, irasional, dan terus-menerus terhadap kecoak, baik hidup maupun mati.

Menurut American Psychiatric Association (APA), fobia spesifik bisa muncul akibat pengalaman traumatis, pengaruh lingkungan, atau bahkan hasil dari pembelajaran tak langsung (misalnya melihat orang tua panik saat melihat kecoak sewaktu kecil).

Gejala yang Sering Muncul

Gejala fobia kecoak bisa bersifat fisik maupun emosional:

  • Detak jantung cepat
  • Berkeringat berlebihan
  • Mual atau pusing
  • Rasa ingin kabur
  • Menangis atau berteriak histeris
  • Tidak bisa tidur karena membayangkan kecoak

Yang membuat fobia ini terasa menyiksa adalah kenyataan bahwa kecoak bisa muncul kapan saja dan di mana saja; terutama di negara tropis seperti Indonesia.

Kenapa Kita Bisa Takut Kecoak?

Menurut Psikolog Klinis, dr. Amanda Grace, ketakutan terhadap kecoak bisa berakar dari trauma masa kecil, persepsi negatif, hingga cara kerja otak yang membesar-besarkan ancaman. 

"Fobia bekerja seperti filter. Kita tidak melihat kenyataan, tapi ancaman yang ditanam oleh pikiran sendiri," jelas Amanda dalam wawancaranya bersama Healthline Indonesia (2024).

Selain itu, perilaku kecoak yang cepat, sulit ditebak, dan sering 'terbang menyerbu' menjadi pemicu panik tersendiri.

Strategi Jitu Atasi Fobia Kecoak

Berikut adalah cara-cara ilmiah dan praktis yang bisa membantu mengatasi fobia kecoak, dikompilasi dari berbagai sumber psikologi terkemuka:

1. Terapi Paparan Bertahap (Gradual Exposure Therapy)

Ini adalah metode paling direkomendasikan. Anda akan mulai dengan melihat gambar kecoak, lalu menonton video, mendekati kecoak plastik, hingga menghadapi kecoak sungguhan. Semua dilakukan bertahap dan disertai teknik relaksasi.

2. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

CBT membantu Anda mengenali pola pikir negatif ("kecoak pasti akan terbang ke wajahku!") dan menggantinya dengan pikiran rasional ("kecoak itu justru takut padaku"). Terapi ini terbukti sangat efektif untuk fobia spesifik.

3. Latihan Relaksasi dan Pernapasan Dalam

Saat serangan panik mulai terasa, tarik napas dalam-dalam selama 4 detik, tahan 4 detik, lalu hembuskan selama 4 detik. Teknik ini membantu otak kembali ke mode tenang.

4. Virtual Reality (VR) Therapy

Beberapa pusat terapi di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya mulai menggunakan VR untuk mengatasi fobia, termasuk fobia kecoak. Pasien dihadapkan pada simulasi kecoak dalam lingkungan virtual, sehingga bisa berlatih menghadapi ketakutan tanpa risiko nyata.

5. Hipnoterapi dan EFT (Emotional Freedom Technique)

Hipnoterapi mengakses pikiran bawah sadar dan menghapus jejak trauma masa lalu. Sedangkan EFT mengombinasikan stimulasi titik-titik akupuntur dengan afirmasi verbal untuk menenangkan sistem saraf.

6. Kognisi Realitas: Kecoak Tidak Berbahaya

Sadari bahwa kecoak bukan hewan yang menggigit atau menyengat. Bahkan, ia jauh lebih takut pada manusia. Menanamkan fakta ini ke dalam pikiran adalah langkah penting untuk mengurangi reaksi irasional.

7. Terapkan Kebersihan Maksimal di Rumah

Pencegahan adalah kunci. Pastikan rumah kering, ventilasi cukup, saluran air tertutup, dan tidak ada sisa makanan. Lingkungan bersih sangat membantu dalam mengurangi potensi munculnya kecoak.

Kisah Nyata: Dari Jerit Histeris ke Rasa Terkendali

Santi (31), seorang guru dari Tasikmalaya, mengaku pernah menangis dan lari dari rumah saat melihat kecoak. 

“Waktu kecil, kecoak pernah terbang dan nempel di pipi. Sejak itu, tiap lihat kecoak, langsung gemetar,” ujarnya.

Namun, setelah menjalani terapi paparan dan menonton video edukasi tentang kecoak, ia kini jauh lebih tenang. “Dulu takut setengah mati, sekarang bisa usir pakai sapu!” katanya bangga.

Kapan Harus ke Psikolog atau Psikiater?

Jika ketakutan terhadap kecoak mulai mengganggu aktivitas, misalnya menolak menggunakan toilet umum, tidak bisa tidur, atau selalu gelisah di rumah sendiri, maka sudah saatnya berkonsultasi dengan profesional. Fobia bisa diobati, dan kualitas hidup Anda bisa jauh lebih baik.

Taklukkan Fobia, Bangun Kendali Diri

Fobia bukan kutukan. Ia hanyalah respons tubuh dan pikiran terhadap sesuatu yang dianggap berbahaya. Dengan pendekatan ilmiah dan keberanian untuk berubah, siapa pun bisa mengubah rasa takut menjadi kendali.

Jadi, jika selama ini kamu panik tiap melihat kecoak, mungkin sekarang saatnya bilang:
“Bye-bye fobia kecoak. Aku lebih berani dari kamu!”

Semoga bermanfaat!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun