Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Catatan Kritis di Hari Nelayan Nasional: Teriak Sunyi dari Lautan

5 April 2025   19:00 Diperbarui: 6 April 2025   09:40 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nelayan (Sumber: freepik/freestockcenter)

Meski demikian, harapan belum sirna. Pada 2023, sekelompok relawan mengadakan pelatihan pembuatan olahan ikan bagi istri-istri nelayan di Desa Wonoharjo. 

Mereka diajari mengolah hasil tangkapan menjadi keripik ikan, abon, hingga sambal botolan. Hasilnya dijual melalui media sosial dan dititipkan ke toko oleh-oleh.

Program ini memberi napas baru, khususnya bagi keluarga nelayan yang selama ini hanya bergantung pada hasil laut. Pemberdayaan perempuan pesisir terbukti efektif sebagai penyangga ekonomi rumah tangga.

Tak hanya itu, bantuan 5.000 bibit ikan mujair dari komunitas Balad juga diterima oleh kelompok nelayan di Bojongsalawe. Budidaya air tawar menjadi alternatif saat musim paceklik datang atau cuaca tidak bersahabat.

Teknologi sebagai Harapan Baru

Kini, aplikasi seperti Laut Nusantara dan Aruna mulai diperkenalkan di kalangan nelayan. Aplikasi ini dapat memberikan informasi lokasi ikan, cuaca, bahkan mempertemukan nelayan langsung dengan pembeli tanpa perantara.

Namun tantangan belum selesai. Masih banyak nelayan yang gagap teknologi, tidak memiliki smartphone, atau tinggal di daerah dengan sinyal buruk. Maka edukasi dan penyediaan fasilitas menjadi kunci utama dalam pemerataan manfaat teknologi.

Lebih dari Sekadar Seremonial

Hari Nelayan Nasional bukan sekadar seremonial. Pemerintah dan masyarakat perlu menjadikan ini sebagai titik balik untuk merumuskan strategi jangka panjang demi kesejahteraan nelayan. 

Tak cukup dengan bansos atau bantuan sesaat, yang dibutuhkan adalah keberpihakan sistemik: subsidi BBM yang tepat sasaran, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, modernisasi armada, serta perlindungan terhadap kawasan tangkap nelayan tradisional dari eksploitasi industri besar.

Indonesia adalah negara maritim, tapi masih banyak nelayan yang hidup di bawah garis kemiskinan. Tanpa keberpihakan nyata, maka peringatan Hari Nelayan Nasional akan menjadi ironi tahunan yang justru mempertegas ketimpangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun