"Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat perkara, salah satunya adalah tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan ke mana ia belanjakan." (HR. Tirmidzi)
Ramadan, THR, dan Godaan yang Tak Terhindarkan
Bulan Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga ujian bagi kesabaran, termasuk dalam mengelola keuangan.Â
Setiap tahun, banyak pekerja menerima Tunjangan Hari Raya (THR) sebagai rezeki tambahan. Namun, tak sedikit yang mengalami pola yang sama: THR masuk pagi, ludes sore hari.
Momen yang seharusnya penuh berkah justru berujung stres karena kebiasaan "THRiftless Syndrome" - istilah untuk mereka yang langsung menghamburkan THR tanpa perhitungan. Diskon menggiurkan, ajakan buka bersama di tempat mahal, hingga belanja impulsif di e-commerce menjadi jebakan yang sulit dihindari.
Pertanyaannya, apakah Ramadan tahun ini akan berakhir dengan kebahagiaan dan finansial yang sehat, atau justru dompet kosong setelah Lebaran?
Mengenali Penyebab "THRiftless Syndrome"
Banyak orang terjebak dalam siklus boros THR karena beberapa alasan:
"Sindrom Uang Kaget"
THR sering dianggap sebagai bonus tambahan yang bisa dihabiskan sesuka hati, tanpa berpikir panjang tentang konsekuensinya.FOMO Konsumtif
Media sosial dan tren Lebaran sering memunculkan tekanan sosial untuk tampil mewah, baik dalam fashion, makanan, maupun gaya hidup.-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!