Mohon tunggu...
Nunik Hariyanti
Nunik Hariyanti Mohon Tunggu... -

Master Student of Strategic Communication Management (Chulalongkorn University), Alumnae of Communication Departement - UPN "Veteran" Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Stand-up Comedy Menggantikan Pidato ?

26 April 2012   08:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:05 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Akhir 2011 masyarakat dikenalkan dengan adanya stand up comedy. Dengan dipelopori oleh salah satu stasiun televisi, acara humor yang terkadang mengangkat isu yang dekat dengan masyarakat, membuat masyarakat menggemari stand up comedy. Jika dahulu masyarakat mengenal orator-orator hebat dalam menyampaikan pidato saat ini orang yang menyampaikan pesan dengan lawakan atau lelucon ini terkenal dengan sebutan komik.

Menilik beberapa tahun kebelakang, orang masih menyampaikan gagasan atau ajakan dengan menggunakan pidato yang disampaikan secara klasik, berpidato di depan mimbardi sebuah forumatau lembaga. Tetapi teknik menyampaikan sebuah pesan tidak semudah itu dapat diterima dengan mudah oleh si pendengarnya, cara mengajak atau menyampaikan pesan kepada orang lain dengan stand up comedy sepertiini dinilai lebih efektif karena penyuguhannya dengan sedikit bumbu humor. Hal ini berbeda dengan pidato klasikal yang terkadang menjenuhkan pendengarnya. Tidak hanya lawakan atau geguyonan, isu yang diangkat oleh para Komik, tetapi terkadang menyindir isu-isu dan juga permasalahan yang hangat terjadi di masyarakat saat ini, tidak terkecuali dengan isu politik.

Perkembangan stand up comedy ini tidak terlepas dari trio yang cukup terkenal di tahun 1980-an, mereka adalah Dono, Kasino, dan Indro yang tergabung dalam Warkop DKI. Mereka inilah yang menjadi pelopor utama munculnya stand up comedy di Indonesia. Lawakan yang terkadang menyerempet dengan situasi yang sedang terjadi di masyarakat membuat mereka dengan mudah diterima oleh siapa saja. Setelah Warkop DKI, munculah Taufik Savalas dengan gaya stand up comedy yang khas dirinya. Saat itu, Taufik Savalas cenderung membawakan lawakan yang jauh dari dunia politik, ia hanya membawakan lawakan dengan tema yang lainnya, misalnya cinta. Namun setelah era Taufik Savalas, stand up comedy di Indonesia menjadi sepi, sehingga baru akhir 2011 ini menjadi booming kembali dengan komik-komik muda. Komik-komik terkenal saat ini salah satunya ada Raditya Dika, Panji Pragihakso, Soleh Solihun, dll.

Melihat teori yang diciptakan oleh Harold D. Laswell, mengenai proses terciptanya komunikasi,stand up comedy yang dilakukan oleh para Komik juga adalah perkembangan bagaimana manusia berkomunikasi dengan cara yang tidak seperti biasanya, walaupun di didalam proses komunikasi stand up comedy terdapat komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikannya, menggunakan media berkomunikasi dan terdapat efek dari hasil proses tersebut. Bedanya adalah komunikator stand up comedy menggunakan bahasa atau ungkapan yang cenderung memiliki rasa humor yang tinggi sedangkan pidato klasik menggunakan bahasa yang lugas dan penyampaiannya yang cenderung monoton (tidak berekspresi).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun