Mohon tunggu...
Nadine Putri
Nadine Putri Mohon Tunggu... Lainnya - an alter ego

-Farmasis yang antusias pada dunia literasi dan anak-anak. Penulis buku novela anak Penjaga Pohon Mangga Pak Nurdin (LovRinz 2022).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Ketakutan di Perut Ibu

26 Januari 2021   14:03 Diperbarui: 27 Januari 2021   20:48 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (sumber: Honeyriko via kompas.com)

Oh, sepertinya aku salah. Mungkin aku memang tidak bisa melihatmu ... hmm maksudku belum. Tetapi dari sini---tempat di mana awal kehidupan semua manusia bermula---aku sangat bisa merasakan kesedihanmu. 

Kemarin, aku merasakan kau berlari-lari di selasar kampus ketika melihat Ayah keluar dari dalam kelasnya. Ayah sepertinya malah tak acuh. 

Terus berjalan ke tempat parkir dan bersiap pergi dengan sepeda motornya. Kau terus berteriak memanggil nama Ayah ketika dengan entengnya ia malah meninggalkanmu sendiri di tempat parkir. Kau jadi bahan tontonan teman-temanmu, Bu---teman-teman Ayah juga.

Sayup-sayup aku bisa mendengar mereka menggunjing kalian. Mengapa Ayah sekarang menjadi jahat, ya, Bu? Seolah-olah segala rasa sayangnya padamu waktu itu---yang begitu meluap-luap---kini hilang dan menguap begitu saja bersama deru sepeda motor yang dulu selalu kalian naiki bersama.

Ibu, aku merasakan getar amarahmu. Aku mendengar betapa pilu isak tangismu. Seandainya aku bisa keluar dari sini, sekarang juga aku akan loncat, lalu merengkuh dan memeluk erat pundakmu. 

Akan kuhapus derai air matamu, Bu. Sekadar menenangkan dan berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja. 

Namun, ini hanya keinginan seorang anak yang didorong rasa cinta kasih menenangkan Ibunya yang sedang larut dalam nestapa. Sebab sekarang aku belum bisa berbuat apa-apa selain diam. 

Dan pada akhirnya, kau frustasi. 

Tiba-tiba aku merasakan kau berlari lagi. Akan tetapi, kali ini kau berlari ke tengah jalan. Suara-suara klakson mobil saling bersahutan memekakkan telingaku.

Ibu, apa yang sedang kau lakukan? Aku merasakan benturan amat keras mengenai tubuhku. Aku kesakitan, Bu! Kini, aku mendengar suara hiruk pikuk orang-orang mengelilingimu. 

Kita diangkat masuk ke dalam mobil lalu suara sirine yang meraung-raung terdengar menyayat hati. Kita mau dibawa ke mana, Bu? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun