Mohon tunggu...
Nuhla Mufidah
Nuhla Mufidah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Mahasiswa yang mencari keberkahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Analisis Pengaruh Altruisme dalam Pandemi

29 Oktober 2021   11:12 Diperbarui: 29 Oktober 2021   11:19 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejak 2020 awal, pandemi Covid-19 mulai memasuki Indonesia, dimana pandemi ini memberikan banyak dampak kepada negara maupun warga negaranya, baik dampak negatif maupun positif. Banyak dampak negatif yang diakibatkan oleh pandemi ini, yaitu merosotnya perekonomian negara, perekonomian rumah tangga masyarakat juga merosot, Pendidikan nasional tidak dapat berjalan dengan lancar, orang-orang harus berdiam diri di rumah, bahkan pembelajaran harus dilaksanakan secara daring atau online yang tentunya disini terjadi perubahan yang sangat membingungkan dan mengagetkan bagi siapapun. Selain itu, pendemi juga memberikan dampak positif, yaitu merekatnya hubungan keluarga, orang-orang mulai belajar kreatif, dan masih banyak lagi.

Dalam kondisi seperti ini, tentunya kita harus menjadi sosok yang kuat dari segi pikiran, mental, dan tubuh. Karena hal ini sangat berpengaruh agar kita tetap tenang dan tidak panik atas pemberitaan tentang Covid-19 yang setiap diberitakan membuat ketakutan dan memberikan kesedihan. Kita harus bisa melawan ketakukan dan kesedihan untuk berubah menjadi kekuatan agar dapat melewati badai ini dengan baik. Dalam pandemi ini kita juga bisa melihat perilaku yang sebelumnya belum kita lihat, tentang kemurahan hati seseorang dan lain sebagainya. Akan tetapi, pemberitaan yang ditampilkan dalam kondisi ini seringkali memuat sesuatu yang terkesan kejam. Seperti, pemecatan staf atau karyawan perusahaan secara besar-besaran dan lainnya. Seharusnya ada cerita lain yang seharusnya diberitakan di media agar memberikan semangat dan sesuatu yang positif dalam diri.

Perilaku yang seharusnya diceritakan adalah terkait banyaknya orang yang dengan sukarela membantu orang-orang yang terdampak covid-19. Mereka yang memiliki kepedulian tinggi untuk membantu orang lain. Banyak juga komunitas-komunitas dan relawan yang menggiatkan diri untuk membantu dalam pandemi ini sehingga dapat memperkuat penanganan pandemi. Selain itu, ada juga yang memberikan semangat bagi mereka yang sedang menjalani karantina dengan mengadakan konser online atau konser di depan jendela tempat mereka diisolasi atau dikarantina. Semua perilaku yang mereka lakukan murni atas kemurahan hati mereka, bukan karena berniat atau memiliki tujuan tertentu. Perilaku seperti ini disebut dengan sikap altruistik, dimana seseorang berbuat baik tanpa mengharapkan apapun atau tanpa pamrih.

Perilaku yang seperti ini adalah norma. dalam keadaan seperti ini, sebenarnya norma penting demi keberlagsungan kehidupan. Dalam kondisi seperti ini, di saat yang lain panik, ketakukan, mementingkan diri mereka sendiri, harus ada yang bisa mengimbanginya, yaitu bersikap tenang, kuat, berani dan seling membantu satu sama lain. Hal ini sangat berpengaruh agar keadaan menjadi stabil. Secara alami, orang yang bersikap tenang dan sebagainya akan ikut terlibat dalam kegiatan altruistik dan kegiatan sosial lainnya. Karena menurut mereka kegiatan seperti ini atau membantu orang lain adalah hal yang menggembirakan atau membahagiakan bagi dirinya sendiri. Walaupun mereka sendiri tahu kegiatan itu bisa jadi akan merugikan mereka dan memiliki resiko yang tinggi. Namun, karena itu adalah sikap alami mereka, mereka tetap menjadi sukarelawan membantu orang-orang yang memerlukan bantuan.

Dalam kondisi seperti ini, kita yang mampu, seyogyanya menjadi pribadi yang terbaik. Meninggalkan keegoisan diri, membantu orang lain yang sedang membutuhkan bantuan. Kita harus selalu ingat bahwa kita menghadapi kondisi ini bersama-sama dan kita harus melewatinya atau mengakhirinya bersama-sama juga. Dengan melakukan kebaikan, tentunya kita akan dapat melewati pandemi ini dengan keteguhan hati dan harapan usainya pandemi ini akan menjadi nyata. Altruism ini murni membantu orang lain tanpa memiliki tujuan tertentu atau mengharapkan balasan apapun.

Ada tiga hal yang tercakup dalam altruisme, yaitu mencintai orang lain, membantu mereka ketika mereka sedang membutuhkan, dan memastikan bahwa mereka dihargai. Orang-orang altruisme memiliki karakter yang sangat baik, yaitu memliki empati yang tinggi, percaya bahwa dunia ini adalah tempat yang baik dan dapat diramalkan bahwa yang baik akan selalu mendapat hadiah dan yang buruk mendapat hukuman, memiliki kepercayaan bahwa setiap orang bertanggung jawab terhadap apapun yang dilakukan orang lain, mengontrol dirinya secara internal, dan memiliki keegoisan yang rendah ( lebih mementingkan orang lain disbanding kepentingan dirinya sendiri ) atau bisa dikatakan bahwa mereka rela berkorban.

Altruisme ini menjadi hal yang penting ketika wabah pandemi ini melanda. Bukan hanya untuk menajaga semangat antara satu dengan lainnya, tetapi juga dabat mengatasi wabah, yaitu ketika mengerti dan sadar bahwa kita terikat satu sama lain. Altruisme ini dapat menumbuhkan modal sosial, yaeitu rasa saling percaya dan solidaritas. Modal sosial ini adalah sesuatu yang dapat membuat masyarakat menjadi optimis, bahwa apapun masalahnya atau tantangannya kita dapat mengatasinya dengan baik. Tentunya kita juga dapat membantu dengan mengikuti aturan yang diberikan oleh pemerintah. Dengan begitu, semoga kita bisa segera melewati pandemi ini bersama-sama.

Kabar baiknya adalah masyarakat Indonesia yang terlibat dalam aktivitas relawan cukup banyak dan itu menjadi penguat bagi diri kita bahwa kita bisa melewati ini bersama-sama dengan kata lain menumbuhkan rasa optimism dalam diri kita. Hal itu juga membuktikan bahwa kita masih memiliki rasa saling percaya dan peduli satu sam lain. Karena sangat tidak mungkin ketika orang itu menjadi seorang relawan, tetapi dia memiliki sikap apatsime. Mereka tentunya percaya dan yakin bahwa kita semua dapat menghadapi situasi ini dengan baik bersama-sama. Hal yang utama dalam keadaan seperti ini adalah kita harus tetap tenang.

Melewati kondisi seperti ini memang sangatlah berat apalagi tidak ada kepastian kapan semua ini akan usai. Akan tetapi, tidak aka nada untungnya jika kita melewatinya dengan marah atau mengutuk keadaan ini. Semestinya kita harus lebih bijak dan menumbuhkan rasa saling peduli dan empati yang akan melahirkan rasa solidaritas di antara kita semua. Meskipun pandemi ini sangat menyulitkan kita semua, jika modal sosial kita tetap utuh dan terjaga, optimism yang ada dalam diri kita akan tetap utuh juga. Perjuangan melawan pandemi ini merupakan perjuangan kita bersama, bukan hanya tenanga medis, pemerintah, atau yang lainnya, ettapi tidak lain tidak bukan adalah kita semua tanpa terkecuali.

Atas penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa altruisme sangat berpengaruh di tengah pandemi ini. Altruisme akan menumbuhkan rasa saling peduli dan saling percaya antara satu sama lain, sehingga kita percaya bahwa kita saling terikat dan akan melewati ini bersama-sama. Hal ini juga melahirkan sikap optimism dalam diri kita bahwa kita akan bersama-sama menghadapi kondisi ini dengan baik. Sikap seperti ini sangat penting ketika dalam kondisi yang seperti ini, karena ini akan membuat kita menjadi bersemangat dan melupakan sejenak ketakutan dan kesedihan yang melanda kita semua. Semoga dengan hal ini, kita dapat segera mengatasi pandemi ini dengan baik bersama-sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun