Seperti kata Jansen Huang, CEO NVIDIA yang mengibaratkan AI sebagai teman genius yang selalu ada. Akankah teman tersebut kita gandeng untuk membantu kita berkembang sehingga kita bisa memperoleh kesuksesan dan memperbudaknya, atau justru sebagai teman genius yang dengan liciknya merenggut setiap kebebasan kita sebagai manusia yang sebenarnya mempunyai banyak potensi berkembang? atau kita akan mengabaikannya, tidak peduli dengan huru-hara AI dan berusaha mempertahankan lingkar kehidupan kecil yang lebih intim, tidak tergesa dan otentik?
Semua pilihan itu masih terjangkau oleh tangan kecil kita. Tentu dengan berusaha, tidak dengan tangan lunglai dan tak berdaya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI