Tidak habis-habisnya kita digemparkan teknologi Artificial Intellegence. Seolah-olah dunia terus berlari mengejar kemajuan teknologi agar segera sampai pada puncak peradaban.
Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan Google VEO  3, teknologi AI yang mampu membuat vidio realistik yang mampu menghadirkan dialog antar karakter. Hanya dengan pengetikan prompt berapa detik, VEO 3 mampu menghasilkan vidio keren hanya dalam beberapa menit. Tanpa kamera, tanpa aktor dan tanpa keribetan apapun, hanya modal ketikan dan boom! jadilah vidio seperti yang kita inginkan.
Membuat kita bertanya-tanya "apakah ini sebuah tanda masa depan yang semakin cerah atau justru awal mula kesuraman baru? ''
Setelah banyak dari tangan kreatif manusia digantikan mesin, apakah lantas tangan tersebut akan jatuh lunglai tak berdaya?
AI menggurita di berbagai sektor kehidupan, tanpa bisa dikendalikan tangan-tangan kecil seperti milik kita, ia akan terus ada dan semakin unjuk gigi.
Bagaimanapun juga, AI akan selalu memunculkan celah yang bisa kita bandingkan dengan manusia. Seperti pada VEO 3, meski banyak orang menganggap sangat realistik, namun tak sedikit yang mengatakan bahwa vidio yang dihasilkan tampak kosong meski telah berhasil memunculkan berbagai karakter dan emosi.
Namun, pengembang AI akan terus menyempurnakannya, menjawab setiap tantangan dan celah agar dapat menciptakan produk yang semirip mungkin dengan manusia atau bahkan mengunggulinya.
Sungguh ironi memang, saat segelintir orang bekerja terlalu keras untuk menciptakan produk semirip mungkin dengan manusia, namun banyak dari manusia sendiri yang semakin kehilangan kemanusiannya.
Saat kita berhasil diperbudak teknologi, menjadikannya tuan atau bahkan Tuhan, menghipnotis dan menyetir kehidupan kita dengan berbagai tawaran menggiurkan atas nama keajaiban, kemudahan dan efisiensi. Sehingga lupa mengasah skill kemanusiaanya sendiri.
Saat waktu habis digunakan hanya untuk mencoba dan menikmati berbagai produk AI tanpa mempergunakannya sebagai agen kerja sama, lupa mengembangkan potensi dan sisi kemanusiaanya sendiri, saat itulah masa depan suram perlahan akan tergambar jelas di pelupuk mata.