Liberalisasi informasi, perlu disortir agar tidak meracuni anak.
Salah satu bentuk media komunikasi yakni televisi, si kotak ajaib menimbulkan banyak kontroversi. Di satu sisi, merupakan media efektif memperkenalkan anak-anak dan pemirsa umum dengan beragam informasi aktual, teknologi modern, isu-isu aktual, dan masalahmasalah lain yang penting untuk diketahui. Saat ini, ditambah gadget atau handphone yang sangat dekat dengan anak usia dini. Bahkan dijadikan mainan.
Namun di sisi lain, televisi gadget dan media diduga menjadi ancaman bagi kehidupan moral dan emosional para pemirsa. Lebih jauh, misalnya televisi dituding sebagai penyebab perilaku permisif, agresif, hedonistik, dan sejenisnya.
Dibutuhkan kebijakan khusus dari para orangtua agar televisi menjadi teman akrab anak, dari meminimalisasi dampak buruk televisi. Kebijakan tersebut, harus diawali dengan pandangan objektif dan proporsional terhadap dampak-dampak tersebut.
Penelitian yang cukup mendapatkan perhatian khalayak adalah penelitian Dr. Brandon Centerwall (1992) dari University of Washington dan telah dipublikasikan dalam Journal of American Medical Association.
Penelitian ini berusaha melihat korelasi statistik peningkatan tingkat kejahatan dengan kekerasan (violent crime) dengan masuknya televisi pada tiga negara, yakni Kanada, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan.
Internalisasi Sifat
Hasil penelitian menunjukkan, tingkat pembunuhan di antara penduduk kulit putih di Kanda dan Amerika Serikat naik hampir 100 persen seiring dengan tingkat kepemilikan televisi. Di Afrika Selatan, tingkat pembunuhan di antara penduduk kulit putih antara tahun 1975 sampai tahun 1983 meningkat sebesar 130 persen bersamaan dengan terbitnya izin siaran televisi dari pemerintah. Padahal, sebelum televisi diizinkan untuk siaran dalam tiga dasawarsa 1945-1974, tingkat pembunuhan justru menurun.
Bandingkan dengan situasi dunia tahun 2022 ini; anak meracun orang tua, anak memukul orang dewasa bahkan mengeroyok, polisi berpangkat jenderal menembak anak buah, ini adalah bukti bahwa sebagian masyarakat kita telah menjadi agresive dan brutal.
Dampak televisi dan media elektronik, menurut Centerwall, memang tidak secara langsung pada pelaku pembunuhan. Tetapi, pengaruhnya secara sedikit demi sedikit tertanam pada pelaku semenjak mereka masih kanak-kanak.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!