Mengelola lembaga pendidikan sekolah tinggi sungguh menarik. Selain merasakan betapa susahnya mencari mahasiswa di tengah pandemi, juga melihat fenomena mahasiswa yang kadang mengherankan.
Di semester pertama, sebagian besar sangat bersemangat. Meskipun disampaikan melalui platform online. Baik dengan zoom, atau cloud, atau bahkan goggle meeting. Semua tampak bersemangat.
Semester ke-2 mulai terasa keanehannya. Sebagian mahasiswa menghilang begitu saja dari forum kuliah. Bisa jadi jumlahnya tidak terlalu banyak. Di kisaran 5 - 10 an mahasiswa.
Namun menjadi pertanyaan, mengapa mereka demikian?
Mahasiswa di sekolah tinggi swasta ada 2 kelompok besar;
(1) mahasiswa reguler.
(2) mahasiswa alih jalur
Mahasiswa reguler adalah mahasiswa yang mendaftar sejak lulus SLTA, baik dari SMA atau pun SMK. Mereka memutuskan untuk kuliah dengan tujuan reguler: menjalani pendidikan dan berharap lulus S1, lantas bisa bekerja, dan sebagainya.
Lantas kelompok kedua adalah mahasiswa yang sudah pernah sekolah di diploma 3, atau pernah berhenti kuliah dan melanjutkan studi ketika situasi memungkinkan.
Uniknya, justru kelompok kedua inilah yang perjalanan studinya fokus: sekolah, tugas, ekstra kurikuler, dan menyeleseikan studi.
Sedangkan kelompok pertama, sebagian menghilang sebagaimana saya ceritakan di atas. Sebagian pasti juga sangat baik, disiplin studi dan nilainya juga bagus.