Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ketika Tahu Usiamu Tinggal 7 Bulan, Apa yang Kau Lakukan?

6 Juni 2021   13:15 Diperbarui: 6 Juni 2021   13:33 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari ketika saya masih sebagai kontributor berita di sebuah media massa di Jogja. Kisaran tahun 1995-1996 agak lupa tanggal tepatnya namun masih sangat ingat kejadiannya.  Saya menyetor naskah ke kawasan media di jln mangkubumi Yogyakarta dan rehat sebentar makan lotek favorit saya ketika itu. 

Lantas saya bermaksud kembali ke rumah dengan rute agak memutar ke arah barat untuk mengatasi sedikit kejenuhan rute tetap Bantul - Jogja. Maka motor saya pacu pelahan stabil sambil berpikir naskah apalagi yang harus saya buat untuk menyambung nafas sekolah yang belum selesei S1 ketika itu. 

Pada saat di kompleks perkampungan, ada perempatan tersembunyi yang kelihatan sepi. Entah mengapa saya bernafsu segera melintas di perempatan itu. Tuter atau klakson saya bunyikan dengan keras sambil melajukan sepeda motor tua Yamaha V-80 yang setia menemani saya ketika itu. Tanpa dinyana, dari sebelah kiri juga terdengar deru kendaraan dengan klakson yang juga keras.

Brakkkkk................... brukkkkkkkkkkkkkkkk !!!!!!

Sepeda mtor saya ditabrak dari arah samping. Saya terlontar ke atas, helm lepas, kepala membetur tiang telepon hitam dari besi yang keras, saya terjatuh ke arah bawah dengan tangan kiri refleks menahan beban tubuh. Klekkk... brekk.......!!!!

Ada rasa semutan di tangan kiri dengan sembulan seperti tulang yang mlengse ke arah luar kulit. Namun tidak tembus. Seketika saya mengaduh ketika banyak orang berkerumun.... "Diskatsaya... disket saya.................".

Tidak tahu ternyata suara saya pelo. Diket.. diket... mau menyebut disket saja tidak genap. Darah mengucur dari arah kepala dan saya tidak berani menengoknya. Namun masih sangat sadar. Saya ditolong oleh mobil yang menabrak saya ke RS Bethesda. 

Ketika ibu saya didatangkan seketika, saya melihat Ibu saya dan meledaklah tangisan saya...

"Ibuuu.... nyuwun pangapuntenn.......nyuwun apuntennn......".

Terbayang saya akan merepotkan Ibu saya dan sedih karena belum lulus S1 sudah harus kecelakaan lalu lintas yang parah. 

Ibu menenangkan saya. DIminta saya agar tenang, ikut tindakan dokter dengan sebaik-baiknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun