Ada sajadah panjang membentang dari kaki buaana... di atas sajadah.. yang panjang itu,.. diselingi interupsi... dst.
Syair sajadah panjang membuat kita refleksi diri, muhasabah untuk melihat ada yang selama ini kita cari, apa yag selama ini kita lakukan. Mencari rezeki, mencari ilmu, dan kesibukan duniawi, seharusnya kita kembali meluruskan niat hanya semata untuk beribadah kepada Nya.
Gus Baha juga menyampaikan, bahwa kenikmatan muslim yang terbesar adalah ketika bersujud, bersungkur di atas lembaran sajadah nan panjang. Sujud yang lama dengan penuh kerinduan dan menunduk bersyukur atas semua karunia.
Tanpa bermaksud berlebihan, saya banyak menemui keajaiban hidup dan menyebabkan saya tidak ada pilihan kecuali selalu dan terus bersyukur. Sajadah panjang Bimbo, mendayu membawa saya merefleksikan diri bagaimana kehidupan harus dihadapi.
Lagu jadul yang masih terus saya sukai. Sebagaimana kata Ibu Frits Blessing almarhum, kalau hari hati mood sedang melankolik, merindukan semua hal yang menyentuh hati.
Saya menangis mengenang Ibu Frits, sahabat dan mentor dari Belanda yang banyak meniti kehidupan di Indonesia - Belanda. Untuk itu, saya masih menjaga komunikasi dengan Pak Frits Blessing, seorang captain kapal yang pernah menjadi Associate Profesor di sebuah sekolah bisnis maritim di Belanda di mana saya bekerja sama dengan beliau.
Sajadah panjang, meluruskan hati saya bagaiman asaya harus banyak mengingat Sang Pecnipta, dan berdoa untuk umat manusia.
Ibu Fritss... saya terbawa melankolia Bimbo.... dan semoga barokah untuk kehidupan yang lebih baik dengan semangat ibadah kepada Nya.
(3) Ada anak bertanya
Lagu yang ceria. Suasana kanak-kanak, menjelang berbuka menggembirakan hati,ketika itu. Ada anak bertanya kepada bapaknya, buat apa berapar-lapar puasa, tadarus taraweh apa lah gunanya.