Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Muslim Indonesia di Mata Orang Korea

17 Februari 2019   14:11 Diperbarui: 2 Juli 2021   10:10 7630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk penginapan, kami memilih tinggal di motel yang tarifnya relative lebih murah ketimbang hotel. Memang, risikonya kalau di Indonesia barangkali motel ini dikenal sebagai hotel short time, namun kami beranggapan bahwa semua tergantung kita sendiri, toh saya ke sana bersama istri sah dan tidak bermaksud untuk aneh-aneh.

Tarif motel ini berkisar 45.000 -- 80.000 Won dengan kurs 1 Won sekitar Rp. 8,-, sehingga rata-rata permalamnya sekitar 400-an ribu rupiah. Transportasi umum sangat baik, untuk bis kota tarifnya sekitar 1000 Won, atau Rp. 8.000,- untuk sekali jalan.  Bis PATAS Mokpo -- Seoul sekitar 38.000 Won, dan bila menggunakan kereta KTX sekitar 45.000 Won.

Selama di Mokpo, saya banyak traveling ke Pusan (Busang) yang berjarak sekitar 5 jam perjalanan mobil dengan kecepatan sekitar 90 -- 120 Km/jam, ke Seoul dengan semi multimoda transport (kereta ekspress  Korea/KTX, kereta subway, bus, dan taksi), Gwangyang, Gwanju, dan juga Incheon. Jarak tempuh rata-rata perjalanan di Korea sekitar 2 -- 4 jam, sehingga sesekali kami terlibat percakapan dengan orang Korea umumnya, meskipun memang untuk berbahasa Inggris, agak susah juga bagi orang Korea.

Meski demikian, para petugas sangat ramah dan official crew untuk KTX sangat mahir berbahasa Inggris. Di mana-mana, pembangunan ingrastruktur Korea sangat baik, jalan-jalan toll terus dibangun, gunung dilubangi dan diurugkan ke datarn yang lebih rendah.

Ketika kami tanyakan, apakah ini telah melalui analisis dampak lingkungan (AMDAL), mereka menjawab bahwa semua pembangunan telah memperhitungkan risiko perubahan iklim dan cuaca.  Demikian halnya, risiko perubahan lingkungan akibat gunung yang diratakan, dan dataran rendah yang direklamasi, sudah dilakukan studi pendahuluan sehingga semua risiko telah diminimalisasikan.

Kita tentu saja juga berharap di negara kita, pembangunan infrastruktur akan semakin baik dan ditingkatkan kualitasnya.


Are you Afghanistan..., Saudi....., Palestine...

Sewaktu kami dalam perjalanan Mokpo -- Seoul, tiba-tiba saja ada orang Korea yang mencoba bercakap dengan pertanyaan, "Afganistan....Saudi... Palestine...?".

 Saya langsung tanggap, mungkin dia bermaksud bertanya asal-usul kami. Batin saya sendiri agak Ge-eR, apakah tampang saya seperti orang Timur  Tengah? 

Setelah kami jawab dari Indonesia, dan dengan pelan-pelan kami bertanya mengapa dia mengira kami dari Timur tengah, ternyata itu karena baju jilbab istri saya yang di kereta itu satu-satunya yang memakai. 

Barulah kami juga tersadar, jilbab di Korea -- utamanya di Mokpo yang kota kecil meskipun industrinya besar - agak menarik perhatian di tengah komunitas Korea. Lantas, kami sibuk bercerita tentang Indonesia dan kehidupan muslimnya, dengan harapan orang Korea tersebut  memahaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun