Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peluang Ganjar-Heru di Pilgub Jateng 2013

8 April 2013   20:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:30 1477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jawa Tengah yang terkenal sebagai lumbung suara PDIP atau “kandang Banteng” pada Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur yang akan berlangsung 26 Mei mendatang mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko. Peluang pasangan ini akan tergantung atau dapat dilihat dari berbagai hal.

Pertama, secara hitung-hitungan suara di DPRD Jawa Tengah, peluang pasangan Ganjar Pranowo – Heru Sudjatmoko yang diusung sendirian (tanpa koalisi) oleh PDIP adalah yang paling rendah dibanding dua pasangan yang lain yaitu Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo dan Hadi Prabowo -Don Murdono. PDIP yang mengsung Ganjar-Heru saat ini di DPRD Jawa Tengah hanya menguasai 23 kursi.Sedangkan koalisi Golkar, PAN, dan Partai Demokrat yang mengusung Bibit-Sudijono menguasai 37 kursi. Dan Koalisi PPP, PKB, Hanura, Gerindra, PKNU, dan PKS, yang mengusung Hadi-Prabowo menguasai kursi terbanyak yaitu 40 kursi. Tetapi penguasaan kursi terbanyak di DPRD tidak menjamin pasangan yang diusung oleh partai/ koalisi partai tersebut memenangi Pilgub. Contoh paling nyata dari hal ini adalah kemenangan pasangan Jokowi-Ahok di Pilgub DKI Jakarta.

Kedua, tantangan lain pasangan Ganjar-Heru adalah dari petahana (incumbent) dalam hal ini adalah Bibit Waluyo yang berpasangan dengan Sudijono (Rektor Universitas Negeri Semarang). Di banyak daerah petahana cenderung memenangi pilgub karena masyarakat sudah melihat hasil kerjanya. Sedangkan terhadap calon gubernur baru orang belum melihat hasil kerjanya. Selama ini Bibit bersama Rustriningsih berhasil membawa pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah positif dan memperkenalkan semboyan “Bali Ndeso Mbangun Deso” . Tapi di sisi lain, Bibit punya kelemahan berupa gaya bicaranya yang ceplas-ceplos dan sering memancing kontroversi.Karena pernyataan-pernyataannya maka Bibit sering konflik dengan Jokowi yang waktu itu menjabat walikota Solo. Namun faktor petahana inipun belum tentu merupakan faktor lemah Ganjar-Heru. Lagi-lagi pengalaman di beberapa daerah menunjukkan bahwa banyak petahana yang kalah. Dan lagi-lagi DKI Jakarta bisa menjadi contoh dimana Fauzi Bowosebagai petahana kalah.

Faktor ketiga, dukungan massa. Dukungan massa bisa dari birokrasi maupun massa partai. Dalam hal ini pasangan Hadi Prabowo-Don Murdono barangkali bisa mencuri suara atau tampil sebagai kuda hitam. Hadi Prabowoseorang birokrat yang dikenal di Jawa Tengah. Pasangannya Don-Murdono, jangan lupa, adalah bekas ketua Cabang PDIP Sumedang dan keluarga besarnya adalah kader PDIP di Jateng yang sempat menduduki sejumlah jabatan politik.

Menurut saya, ketiga faktor tersebut harus diperhitungkan betul oleh pasangan Ganjar-Heru. Salah satu solusinya adalah bagaimana mengerahkan semua sumberdaya PDIP Jawa Tengah untuk mendongkrak popularitas pasangan Ganjar-Heru. Tulisan Anton Sudibyo di Kompasiana (8 April 2013) tentang “Mengintip Perang Cagub Jateng di Dunia Maya” menggambarkan salah satu langkah yang tepat dari PDIP yang mendongkrak popularitas Ganjar-Heru di dunia maya lewat twitter, Facebook, web,dan blog. Hasilnya pasangan ini paling populer di dunia maya, paling banyak diliput oleh media online, dan mempunyai uniqe user terbanyak. Lewat kampanye di dunia maya tersebut pasangan Ganjkar-Heru juga unggul dalam semua kategori yaitu trend of awareness, candidate electability, share of citizen, dan media trend.

Jangan lupa pula selain media di dunia maya, di dunia nyatapun bisa dilakukan kampanye dan sosialisasi yang efektif. Misalnya lewat penghadiran kembali Jokowi sebagai Juru kampanye. Jokowi akanpunya motivasi yang lebih kuat di Jawa Tengah karena ia pasti bermabisi mengalahkan bekas atasannya Bibit Waluyo yang dulunya sering konflik dengannya. Jangan lupa pula menggunakan Rustrininghsih yang popularitasnya tak diragukan lagi untuk menjadi juru kampanye.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun