Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Financial

Di Negara-Negara Maju Malah Suku Bunga Negatif

17 September 2022   00:28 Diperbarui: 17 September 2022   00:31 1862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pexels.com

Banyak bank umum di Indonesia akhir-akir ini memberikan suku bunga nol persen untuk bunga simpanan atau tabungan. Hal tersebut menimbulkan diskusi dan perbincanagan hangat baik di kalangan masyarakat, akademisi atau pengamat, dan kalangan perbankan.

Namun ada kebijakan yang jauh lebih kontroversial disbanding kebijakan suku bunga nol persen yang diterapkan bank-bank umum di Indonesia. Kebijakan tersebut adalah penerapan suku bunga negative. Suku bunga negatif yang dimaksud adalah suku bunga acuan riil bank sentral yaitu suku bunga nominal dikurangi tingkat inflasi. Dengan suku bunga negative ini maka berarti masyarakat yang menyimpan uangnya di bank justru harus membayar dan tidak mendapatkan imbalan berupa bunga.

Beberapa negara yang sudah menerapkan suku bunga riil neegatif antara lain: Swiss, Swedia, Denmark, Uni Eropa, dan Jepang.

Kebijakan suku bunga negatif ini dimaksudkan untuk mendorong masyarakat lebih produktif. Masyarakat didorong untuk lebih produktif dengan tidak menyimpan uangnya di bank melainkan menggunakannya untuk usaha-usaha yang produktif atau ditanamkan di instrument-instrumen keuangan yang secara tidak langsung juga akan mendorong dunia usaha misalnya lewat pembelian surat-surat berharga seperti saham dan obligasi.

Dengan suku bunga acuan negative yang tentu akan diikuti oleh suku bunga simpanan yang juga negative maka suku bunga kredit akan sangat rendah. Rendahnya suku bunga kredit akan mendorong kredit meningkat dan dengan demikian akan mendorong dunia usaha untuk bertumbuh dan dengan perekonomian juga akan tumbuh. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan dapat menyerap banyak tenaga kerja sehingga pengangguran serta kemiskinan akan berkurang.

Lalu bagaimana dengan perbankan? Perbankan tetap bisa mendapatkan penghasilan dari jasa-jasa pembayaran lewat bank (fee based income) dan juga selisih antara bunga simpanan yang negative dengan suku bunga kredit yang positif. Hanya saja untuk sumber dana atau lkuiditas perbankan memang disediakan alternatifnya oleh bank sentral (missal lewat kredit likuiditas) atau pihak perbankan mencari sendiri misalnya lewat penjualan surat-surat berharga baik yang diterbitkannya sendiri mapun yang diterbitkan oleh bank sentral atau pemerintah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun