Ada lagu yang liriknya "Semarang kaline banjir...". Lagu itu mungkin terinspirasi dari letak Kota Semarang yang berada di pinggiran pantai dan selalu menjadi langganan banjir.
Dan memang selama beberapa waktu Kota Semarang menjadi langganan banjir baik karena air hujan maupun pasang air laut (Rob).
Tapi itu dulu. Kini Kota Semarang mulai berbenah. Beberapa kali sudah mulai dinormalisasi (bukan naturalisasi hehe)antara lain Banjir Kanal Timur dan Barat dan juga di kali Tenggang, beberapa polder penyerap air dibangun dan berfungsi dengan baik (salah satunya di depan Stasiun Tawang). Beberapa pompa airpun dibangun untuk menyedot air banjir dan dibuang ke laut. Sebentar lagi juga dibangun jalan sekaligus sabuk untuk penahan air rob.
Kawasan Kota Lama yang dulu langganan banjir kini juga sudah tidak lagi. Sekarang kawasan Kota Lama telah didandani cantik dan sebagai salah satu ikon objek wisata Semarang.
Program-program itu sebagian dilaksanakan oleh beberapa walikota, tetapi sebagian besar dilaksanakan oleh walikota yang sekarang yaitu Hendrar Prihadi.
Saya dulu memang langganan banjir rumah saya. Tetapi sekarang sudah tidak lagi.
Kunci sukses penanggulangan banjir Semarang mungkin bisa ditiru Kotalain. Kuncinya ada pada kesungguhan pimpnan untuk melaksanakan dan terutama juga memantau hasil pembangunan beberapa prasarana untuk mengatasi banjir.
Saya membaca di media massa bagaiamana keseriusan WAlikota Hendi baru-baru ini yang di tengah hujan dan dinginnya malam berkeliling kota untuk memantau pompa-pompa berjalan, sungai tidak ada yang tersumbat. Mirip yang dilakaukan oleh Risma di Kota Surabaya.