Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Demokrasi dengan Wajah Baru

18 Oktober 2019   09:20 Diperbarui: 18 Oktober 2019   09:27 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada wajah baru demokrasi di Indonesia. Wajah baru tersebut adalah merapatnya oposisi, jika benar, ke pemerintahan yang sedang berkuasa. Beberapa hari terakhir ini menjelang pelantikan presiden, presiden Jokowi telah menerima sejumlah tokoh partai yang ketika kampanye pilpres menjadi oposisinya sebagai petahana. 

Sebut saja yang diterima presiden adalah Prabowo (Ketum Gerindra), AHY (Partai Demokrat), dan Zulkifli Hassan (PAN). Jika benar mereka semua mau menerima jatah jabatan, maka tinggal PKS sendiri yang jadi oposisi.

Ini tewntu di luar kebiasaan, praktek demokrasi yang ada di dunia. Tetapi perihal memilih menteri memang hak prerogatif presiden sepenuhnya. Juga bisa diambil sisi positif dari langkah Jokowi untuk merangkul oposisi demi kepentingan yang lebih besar yaitu persatuan Indonesia yang sempat terbelah karena pilpres yang lalu. 

Inilah barangkali demokrasi unik ala INdonesia yaitu bukan berdasarkan persaingan dan rivalitas tetapi berdasar pada asas kekeluargaan.

Jadi menurut saya tak perlu risau berlebih jika oposisi merapat ke Jokowi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun