Mohon tunggu...
nuas nurdin
nuas nurdin Mohon Tunggu... -

...berusaha terus belajar, tak ingin lelah..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Selalu Ada Kabar Baik

12 April 2010   15:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:50 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

“…supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya”.( QS Al Mulk : 2)

Proses belajar adalah bagian dari hidup yang tak boleh selesai dengan sehari dua hari dalam perjalanan waktu kita. Ia seharusnya adalah ikhtiar yang kita usahakan pada seluruh jatah umur itu, belajar tentang apa saja, demi menuju proses penyempurnaan diri, termasuk diantaranya tentang penyerahan diri dan memelihara persangkaan baik kepada Allah, belajar bersabar dan berlapang dada pada setiap keputusan-Nya.

Bahwa kita mungkin pernah menjadi pendengar dari tutur sahabat yang membagi keluhnya tentang kegagalan yang berkali-kali menderanya, tidak hanya sekali, dua kali, tapi sampai berulang kali, namun takjuga kunjung menemukan titik terang atas kekecewaannya. Atau sahabat yang lain ketika bercerita tentang penantiaannya yang begitu panjang. Sampai khawatir kehilangan kesabaran. Atau bahkan terkadang justru kita menemukan diri sendiri tiba pada sebuah titik letih, yang membuat keruh keyakinan yang seharusnya jernih, lemah untuk merawat keteguhan. Lalu bertanya dimanakah ujungnya sebuah kesabaran?

Disinilah letak titik krusialnya, karena sering pertanyaan itu muncul sebagai isyarat menurunnya kadar keyakinan kita, melemahnya kesetiaan kita untuk bertahan pada prsangka baik yang terjaga kepada-Nya. Pertanyaan yang sering mengalihkan kita dari berdisiplin untuk senantiasa berpikir positif dan berlapang dada. Lalu akhirnya kita tergesa-gesa untuk untuk mengambil kesimpulan, dan seolah kitacukup ilmu untuk memvonis bahwa kehidupan telah berlaku tidak adil.

Demikianlah kenyataannya sering diantara kita terlalu beranimenuding Tuhan dengan tuduhan yang sungguh tak sopan, bahwa takdirnya begitu kejam.

Tak ada yang kebetulan.

Bukankah kita telah sama paham bahwa tak ada sesuatu yang terjadi secara kebetulan, setiap detail dari sebuah peristiwa adalah rangkaian bagian-bagian konstruksi dari rancangan bangunan kehidupan kita, selalu ada alasan dari kehadiran bagian dari detail-datail peristiwa tersebut, yang akan saling terkait, saling mengokohkan, saling mengindahkan bagian yang lain. Satu jalan takdir menjadi sebabtakdir yang lain, atau menjadi jawaban dan alasan takdir lainnya. Sebuah rangkaian konstalasi yang rumit dan sempurna sekaligus menjelaskan keindahan hikmah dan kebikjasanaan Rabb Sang pengatur kehidupan.

Jika seandainya Tuhan berkehendak untuk memaparkan secara terang seluruh detail takdir kita lengkap dengan setiap alasannya, disertakan dengan seluruh hikmahnya, maka tentulah kita akan merasa malu dan kemudian dengan sepenuh hati menyerahkan semua urusan itu kembali kepada-Nya dan tak ingin punya pertanyaan lagi. Tapi kenyataannya banyak alasan dari takdir kita tetap menjadi rahasia-Nya, dan disinilah ujian itu, sebab Tuhan ingin melihat siapa diantara kita yang terbaik kualitas imannya.

Pernah seorang guru berujar; “bahwa sejatinya tak ada kabar baik atau buruk, yang ada hanyalah kabar, kitalah yang melihat sesuatu itu sebagai kabarbaik atau meyimpulnya sebagai kabar buruk”. Kitalah yang membangun kenyataan dengan persepsi itu. Sebuah pesan yang dalam untuk bersikap dewasa pada setiap kejadian atas kita. Pesan yang mengajak kita masuk pada inti kearifan. Namun sebagai orang yang beriman bukankah lebih layak kita berkata; “bahwa sejatinya tak ada kabar buruk, bagi mereka yang yakin hanya ada kabar baik, selalu ada kabar baik”. Sebab setiap keputusan Tuhan tidaklah berkehendak kecuali kebaikan untuk kita. Hanya saja wajah keindahan takdir-Nya hadir tak selalu indah dalam pandangan lahiriah kita. Maka kualitas imanlah yang mampu menangkap hikmah dan keindahan yang tak kasat mata itu.Melalui kesabaran yang tak letih dan prasangka baik yang terawat dengan yakin.

Maka tak perlulah kita berduka atau kecewa atas kehidupan, sebab dibalik semua keputusan-Nya ada alasan yang pasti indah. Bersabarlah sedikit lagi dan temukan diri menjadi lebih berbahagia. Wallahu `alam.- n

Bunta- Banggai, Ba’da Jumat9 April 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun