Mohon tunggu...
Sinta Maharani
Sinta Maharani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenakalan Remaja

4 September 2017   19:55 Diperbarui: 4 September 2017   19:59 10834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

   Kenakalan remaja merupakan masalah sosial yang menjadi buah bibir di banyak kalangan masyarakat, khususnya para orang tua yang acap kali di landa rasa khawatir terhadap perkembangan sang anak. Lalu, apakah yang di maksud dengan kenakalan remaja? Kenakalan remaja adalah tindakan atau perilaku menyimpang dari norma yang dilakukan oleh anak-anak remaja atau anak yang sedang berada di masa transisi dari masa anak-anak menuju ke masa dewasa. Adapun tindakan remaja ini kerap kali menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat sehingga tidak bisa di pandang sebelah mata, dan apabila dibiarkan akan memberi dampak yang semakin buruk baik bagi remaja itu sendiri maupun masyarakat sekitarnya.

                Adapun tindakan-tindakan yang bisa digolongkan dalam kenakalan remaja di bagi menjadi tiga yang pertama kenakalan biasa, yakni kenakalan yang masih berada di level rendah. Dalam tingkat ini, remaja mulai melakukan tindakan kenakalan seperti mulai terbiasa berbohong terhadap orang tua, keluar tanpa pamit, bolos sekolah bahkan keluyuran di malam hari. Kedua, yaitu kenakalan yang menjurus pada kejahatan, dalam hal ini tingkat kenakalan remaja sudah berada di level menengah. 

Remaja yang bersangkutan cenderung melakukan tindakan-tindakan yang mengarah ke kejahatan seperti mengambil barang atau hak milik orang lain tanpa izin. Ketiga, ada yang namanya kenakalan khusus (istimewa), dalam bentuk ini kenakalan remaja yang dimaksud sudah tingkat tinggi karena telah menyentuh pada tindak kriminalitas.Contohnya, melakukan pemerkosaan pada anak dibawah umur; seperti kasus Yuyun yang pernah marak menjadi perbincangan; penyalahgunaan narkotika bahkan sampai berujung pembunuhan atau penghilangan nyawa manusia.

                Menurut ahli Murdaningsih dalam Kartono (1992), ada 3 faktor yang menjadi penyebab kenakalan remaja. Pertama, dari lingkungan keluarga yang tidak kondusif yaitu kurangnya pengawasan orang tua atau orang dewasa terhadap anak-anak yang sedang berada di masa labilnya. Banyak juga remaja yang salah masuk dalam area pergaulan karena kurangnya perhatian dari orang tua. Ada juga yang keluarganya mengalami broken home sehingga berdampak pada mental psikis anak yang pada akhirnya membawa mereka masuk kedalam pergaulan bebas yang cenderung mempengaruhi mereka untuk melakukan hal-hal  negatif sehingga melewati batas wajarnya.

                 Faktor penyebab yang kedua datang dari lingkungan masyarakat, apabila lingkungan yang selalu berdampingan dengan mereka adalah lingkungan yang tidak baik; seperti lingkungan pemabuk, penjudi,pencopet dan sebagainya maka remaja akan sangat mudah terpengaruh. Sebagai faktanya, banyak remaja yang sudah biasa mabuk - mabukan, melakukan pencopetan, berjudi, dan menyalahgunakan narkotika yang berujung pada tindak kriminalitas.

                Ketiga, tak hanya pengaruh warga atau keluarga lingkungan sekolah juga menjadi faktor penyebab dalam masalah sosial ini. Teman-teman yang memberi pengaruh buruk dalam bergaul dan para pengurus sekolah yang kurang memberi perhatian khusus dalam menangani kasus- kasus yang mengenai tata cara bergaul serta mutu pendidikan yang kurang memadai bisa juga jadi penyebabnya. Mereka tidak punya cukup pengetahuan mengenai sebab dan akibat daripada suatu perbuatan yang berisiko tinggi tersebut.

                Seperti yang kita ketahui, remaja yang sedang berada dimasa akil balik begitu labil dan sulit untuk mengendalikan emosi yang ada pada dirinya, sehingga membuat mereka mengambil tindakan tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Maka dari itu untuk menanggulanginya, peran orang tua sangat dibutuhkan dalam hal ini. Orang tua juga harus meluangkan waktu untuk anak-anaknya dan mendengarkan cerita dari sang anak serta memberi masukan, pengertian, dan juga saran yang tepat. 

Karena menurut penelitian, anak akan merasa diperhatikan apabila orangtuanya mau meluangkan waktu dengan sang anak walau tidak dalam jangka waktu yang lama. Momen seperti ini sangat penting agar sang anak bisa memilah mana yang harus dilakukan dan mana yang harus dihindari.Selain itu, meningkatkan pengetahuan dalam pendidikan juga bisa membantu anak agar tidak mudah terpengaruh dengan pergaulan yang salah. 

Pendidikan juga sangat diperlukan demi menunjang kebutuhan pengetahuan remaja. Informasi mengenai dunia pergaulan yang lebih menyampaikan sebab-akibat dari kesalahan dalam pergaulan bisa menjadi solusi yang cukup efektif. Terakhir dan terpenting adalah datang dari dalam diri remaja itu sendiri. Para remaja harus mempunyai suatu komitmen dalam diri agar tidak mudah terpengaruh oleh pergaulan bebas yang bisa menjerumuskan ke hal yang fatal. Remaja harus selektif dan dapat menempatkan diri dalam bergaul serta menanamkan sikap waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi apabila salah mengambil langkah dalam memilih pergaulan.

                Berdasarkan pemaparan di atas kenakalan remaja adalah suatu perilaku yang menyimpang dari norma dan banyak dilakukan oleh remaja, serta memberikan dampak yang tidak baik terhadap diri remaja itu sendiri bahkan mengancam masyarakat sekitarnya. Maka dari itu, peran orangtua dan lingkungan sekitar sangat menentukan pribadi anak. Tak lupa pula komitmen pribadi yang ada dalam diri remaja itu sendiri adalah kunci demi terealisasinya hal ini. Jangan biarkan generasi bangsa rusak hanya karena salah pergaulan. Remaja adalah generasi bangsa di masa depan yang tidak hanya bahagia dengan harta dan tahta. Generasi Indonesia hebat adalah generasi yang bahagia dengan menciptakan cerita dan karya yang tentunya untuk kita dan juga bangsa kita, Indonesia.

Daftar pustaka :

Kartono, Kartini.1992. Kenakalan Remaja. Jakarta : Rajawali

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun