Braga adalah sisi mata faset keindahan permata Kota Bandung. Aneka sudut pandang cara menikmatinya. Menyusuri posos Braga melongok Gg Apandi pun mencicip Colenak.
Kota Bandung memiliki aneka julukan. Banyak sisi Kota yang menarik diulik pun disigi lanjut. Salah satunya poros jalan Braga.
Serendipitas di Jalan Braga
Poros Braga memiliki banyak sekali cara menikmatinya, aneka point of view (POV) menurut sebutan zaman kiwari. Nah begitupun simbok kebun saat menikmati kunjungan kini sangat berbeda dengan seperempat abad silam. Membebaskan sudut pandang, membiarkan serendipitas saja.
Menginap di jalan Braga, malam hari kami memasuki poros ini dari jl Asia Afrika, ke Jl Naripan baru menyusur Jl Braga. Terperangah dengan suasana malam yang penuh sesak pejalan dan penikmat kafe. Kebanyakan pengunjung adalah kawula muda.
Baiklah, raga beristirahat dulu. Lepaskan jalan Braga dari pelabelan yang sudah tercitra di alam pikiran. Beri kesempatan memandang jalan Braga dengan bebas. Mari anut serendipitas atau kaduluran alias kendilalahan. Memandang dengan cara spontan terlepas dari pola yang dipikirkan sebelumnya.
Mentari pagi baru saja terjaga, simbok melangkahkan kaki di jalan Braga. Wow serasa yang empunya warisan jalan. Masih terasa sepi di hari Sabtu, Braga bebas kendaraan atau Braga Beken. Menapaki jalan dengan pola batuan. Menikmati kepingan sejarah bangunan dengan aneka kisah penggunaan.
Sungai Cikapundung
Bagi penyuka sungai, keberadaannya menempati ruang khusus di hati. Sungai yang membelah Kota Bandung, berhulu di daerah Lembang dan bermuara di Sungai Citarum. Berdasar akar kata, Ci Kapundung berasal dari ci, cai yaitu air atau sungai. Kapundung adalah nama buah-buahan (Baccaurea spp.).