Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Lodeh Salmon, Antara Viral dan Filosofi Lokal

6 Januari 2024   18:02 Diperbarui: 7 Januari 2024   19:00 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lodeh salmon (Dokumentasi pribadi)

Menikmati sayur lodeh, lauk jambal asin, dan sambal terasi, alamak nikmatnya. Lah ini marak viral menu lodeh salmon. Terhubung oleh filosofi lokal sayur lodeh. Ini secuil kisahnya.

Berburu lodeh salmon di tempuran sungai

"Simbok, sudah makan siang? Cobain gih lodeh salmon yang lagi ramai. Nggak jauh koq dari rumah" Demikian sepenggal chat WA dari Mas Ragil saat simboknya di Yogya.

Awalnya tidak tertarik, eh begitu mengintip dari peta koq dekat amat. Apalagi tempatnya unik dekat sungai. Jadilah pesan taksol menujunya.

Kawasan menarik yang dilalui. Tidak jauh dari PG Madukismo, juga Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK). Bagi penggila kuliner lokal Yogya, juga dekat dengan Bakmi Pele, Ingkung Mbah Cemplung di daerah Sembungan.


Perburuan lodeh salmon (Dokumentasi pribadi)
Perburuan lodeh salmon (Dokumentasi pribadi)

Agak kaget saat kendaraan berbelok ke jalan Plataran. Lebar badan jalan ngepas 2 mobil bersisian salah satu berhenti minggir. Berpapasan dengan moge dan beberapa kendaraan bodi besar.

Makin penasaran kala bersua dengan penanda nama tokoh Djoko Pekik (alm) seniman kondang. Juga aneka tatanan karya seni. Ooh pedukuhan seniman. Juga aneka homestay pecinta aliran naturalis.

Ancangan semula, Simbok turun sebentar di tujuan dan kembali dengan taksol secara luring. Eh digoda rasa penasaran dengan warung Tempuran yang ndhelik tersembunyi. Gampang nanti akan pesan taksol lagi untuk pulang.

Gabungan kawasan dapur tempat makan dan ngopi di bangunan panggung. Memesan menu yang bikin heboh eh diracik viral si Lodeh Salmon. Tempat duduk favorit pengunjung adalah sisi tepian kali. Melongok sejenak, pilihan di joglo dapur saja memanjakan gerakan kaki.

Ini dia tampilan hasil perburuan lodeh salmon. Sepotong salmon filet gagah di samodera kuah lodeh. Potongan labu siam dan kacang panjang mempertegas sosok lodeh. Hehe perpaduan rasa kuliner. Salmon berbaur dengan sayur lodeh lokal.

Sayur lodeh dan filosofi lokal

Menu sayur lodeh bukan hal asing bagi masyarakat khususnya DIY pun Jawa Tengah. Sajian dengan aneka jenis sayuran, berkuah santan dan rasa cabai aneka gradasi. Paling sering dipadukan dengan lauk bacem tahu tempe atau goreng ikan.

Selaku penyuka cagar, terkesima dengan jejak sayur lodeh dalam warisan budaya takbenda (WBtB). Sayur lodeh dicatat sebagai WBtB 2023 dari DIY. Memiliki sejarah dan filosofi yang berharga.

Konon aslinya dari zaman Mataram, sayur lodeh ini tersusun dari 7 jenis sayuran. Angka 7 dalam bahasa Jawa disebut pitu. Dilekatkan dengan kata pitulungan atau berkat pertolongan.

Materi dasarnya adalah kluwih, kacang panjang, labu siam, terong, kulit melinjo, daun melinjo (so) serta tempe. Setiap jenis sayuran dimaknai dengan filosofi kerata basa. Pemaknaan yang diwarnai oleh budaya dan nilai lokal. Tak jarang berlaku secara global.

Semisal untuk kluwih (Artocarpus camansi). Kluwih dipadankan dengan nilai kluwarga luwihana anggone gulawentah gatekna. Bermakna pendidikan dalam keluarga wajib lebih diperhatikan (diutamakan). Nah senada kan dengan keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama.

Begitupun untuk setiap jenis sayuran yang terangkum dalam semangkuk sajian lodeh. Bagian dari mutiara kehidupan. Kearifan lokal dan etnobotani penyigi tumbuhan dari sisi budaya. Simbok tidak akan menuliskan ulang.

Pengakuan pertolongan dari Hyang Maha Kuasa melalui materi lokal keseharian. Sering dimaknai sebagai sayuran penolak bala (mengatasi kesulitan). Sejarah mencatat peranan sayur lodeh dalam aneka peristiwa bencana, bai kalam pun peperangan.

Menilik bahannya relatif mudah tersedia di pekarangan sekitar. Begitupun kalau ditilik dari imbangan nilai gizi. Aneka mineral, vitamin, sejumlah serat pelancar pencernaan, ada protein nabati dari kacang panjang pun tempe.

Sayur lodeh pemelihara gizi bagi penyantapnya. Praktik keseharian tidak selalu 7 jenis sayuran dapat dilengkapi. Amat tergantung musim. Kalau labu siam, terong, dan kacang panjang sangat mudah didapat.

Terselip prinsip pemanfaatan seluruh bagian tumbuhan. Dasar dari zero waste. Mari simak melinjo, utamanya biji sebagai bahan baku emping. Nah kulitnya diolah menjadi aneka sajian. Salah satunya sayur lodeh disatukan dengan daun mudanya.

Kebeningan hati dalam menilai sumber daya alam lokal sekitar. Penghargaan terhadap hasil bumi aneka jenis dan bagian tumbuhan. Rezeki tersedia bagi pemelihara bumi.

Pembelajaran dari lodeh salmon

Semangkuk lodeh salmon mempertajam rasa. Pengingat saat menerima nilai global dari luar mari padukan dengan nilai lokal. Sepotong salmon mengasah pemahaman akan filosofi lokal Nusantara yang sungguh berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun