Menumbuhkembangkan daya asosiasi membabar kreativitas. Komik menjembatani pola berfikir abstrak dan riil. Semisal aneka gerakan tangan dalam cerita silat. Menekuk, menarik, merentang semua tergambarkan secara visualisasi. Dari gerakan sederhana hingga kompleks.
Gambar memperluas jangkauan pemahaman. Komik membabar kreativitas para penganggitnya. Merambat kepada setiap pembacanya. Peletak dasar bernalar abstrak dan keterampilan berfikir kompleks.
Menambah kosa kata. Bacaan dalam rupa apapun pastinya memperkaya perbendaharaan kata. Penyajian dalam gambar memudahkan mengingat dan memilah memilih kosa kata yang tepat untuk penggambaran suatu suasana tertentu.
Melatih dan mengembangkan imajinasi. Selalu kagum dengan para komikus dan ilustrator. Betapa banyak sediaan gambar untuk menggambarkan suatu peristiwa. Lompatan perasaan dari gusar, bahagia tervisualisasikan dalam gambar.
Melatih konsentrasi dan mengelola stres. Beberapa suasana tidak terekam melalui alur narasi secara wantah namun terekspresikan melalui gambar. Melatih konsentrasi memadukan cerita dan gambar. Aneka ekspresi dalam cerita komik secara berangsur melatih pembaca mengelola stres.
Membaca komik di ruang publik ibarat mata rantai penebar kebaikan. Kegembiraan mudah menular ke sekitar. Modifikasi lain adalah ruang publik yang menyediakan bacaan komik.
Melacak jejak Tintin
Bacaan masa kecil termasuk komik menuntun kita ke aneka tempat imajinasi. Saat singgah ke kota Tintin, aura kanak-kanak mengajak melacak jejaknya.
Semestapun akan mendukung. Jejak awal terlihat di tembok pertokoan. Trio Tintin, Kapten Haddock dan Snowy berkejaran di tangga. Adrenalin terpacu, mencoba mengikuti gaya Snowy mengendusnya.
Menemukan rumah Tintin di antara gerai toko. Meski terburu-buru melesat masuk ke berandanya. Tidak berani masuk ke ruangan takut kalap waktu dan ketinggalan rombongan. Menghargai tidak semua teman tergila-gila dengan Tintin.