Grojogan Watu Purbo hadir memenuhi lini media sosial. Mengusik keakuan pemirsanya untuk juga memiliki foto diri dengan latar serupa. Grojogan Watu Purbo bermetamorfose menjadi konten wisata.
Ekowisata Grojogan Watu Purbo Kali Krasak dalam Narasi Restorasi Lingkungan
Aneka aliran wisata, salah satunya adalah ekowisata. Wisata berbasis alam. Pengunjung menikmati dan mengagumi keindahan lingkungan alami. Melalui narasi dan pendekatan yang pas ekowisata menjadi bagian eduwisata. Mengasah kepedulian terhadap lingkungan.
Pendekatan yang dirancang secara sadar terencana mengembalikan cara pandang hubungan timbal balik manusia dan alam lingkungan. Menggeser paradigma manusia sebagai penguasa alam menjadi mitra dengan alam lingkungan.
Kosakata restorasi berkaitan dengan makna pemulihan fungsi. Restorasi lingkungan secara mikro dengan kehadiran Grojogan Watu Purbo berkelindan dengan kesatuan komponen G Merapi dan Kali Krasak. Grojogan sebagai penata aliran agar aman.
Melihat, merasakan diharapkan melahirkan kesadaran. Penamaan Grojogan Watu Purbo berkenaan dengan kehadiran batu berukuran raksasa yang bertebaran di badan sungai maupun teras grojogan. Prasasti terlihat nyata menggelindingnya bongkahan batu dari perut Merapi sebagai lahar dingin.
Menyadari sebagai tetamu yang menghargai alam dan masyarakat setempat. Langkah restorasi lingkungan sekecil apapun yang dilakukan secara sadar akan berdaya guna. Apalagi kalau berhasil ditularkan kepada sesama.
Nah bagi pembaca Kompasiana yang terusik yook mampir di Grojogan Watu Purbo. Ini cerita saya. Selaku simbok yang hobi blusukan saya mampir di perjalanan Magelang Yogya.
Persis sesudah jembatan Kali Krasak batas Jawa Tengah Yogyakarta, Pasar Tempel mari belok kiri. Ikuti jalur, gerbang Desa Merdikorejo sila belok kiri hingga Pedukuhan Gondanglegi. Penanda Grojogan Watu Purbo persis berada sebelum SD Muhammadiyah Gondanglegi belok kiri.