Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penghayatan Sumpah Pemuda dalam Gelar Panen Agung

29 Oktober 2019   00:15 Diperbarui: 29 Oktober 2019   00:31 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketoprak dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda dan syukuran sanggar seni (dok pri)

Bagi masyarakat agraris, penghayatan panen bukan hanya soal teknis memetik hasil tanaman. Panen mengandung makna bersyukur atas berkat melimpah melalui hasil bumi. Panen mengikat relasi antara manusia, alam dan berkat dari Hyang Maha Kuasa.

Tak pernah kekurangan alasan untuk bersyukur. Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga merupakan salah satu lumbung pangan. Tanah yang subur, air melimpah menjadikan kelurahan ini gemah ripah loh jinawi.

Ada keterkaitan antara kemakmuran daerah dengan aktivitas kesenian. Selain wadah kesenian rakyat, ada pula sanggar seni Rama Wijaya yang berkiprah aktif di Kauman Kidul.

Menghidupkan kegiatan aneka kelompok sosial. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) berbasil alam dan budaya. Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Prima Agung.  Kelompok sosial yang saling bersinergi bahkan membuat jejaring dengan sumberdaya dari luar daerah.

Momen peringatan Sumpah Pemuda memantik kreasi inovatif. Pemuda dan masyarakat Kauman Kidul mengintegrasikannya dengan acara Pahargyan/perayaan Panen Agung. Meracik pagelaran ketoprak sebagai wahana syukur suka cita.

Memenuhi undangan Pak Amrih Gunarto, SSn., M.Pd. pimpinan Sanggar Rama Wijaya, ikut nylempit menjadi bagian dari umat yang bersukaria. Menyusuri jalan desa yang hinggar dihiasi obor, barisan tetamu bermuara di semacam pendapa sanggar.

Sumpah Pemuda dan gelar panen agung (dok pri)
Sumpah Pemuda dan gelar panen agung (dok pri)
Sanggar seni menjadi salah satu pusat kegiatan warga. Bersyukur atas selesainya pembangunan Sanggar. Menyemaikan bibit-bibit cinta budaya. Para penari dan pelaku seni mendapat kesempatan mementaskan hasil latihannya.

Ada yang istimewa dalam kegiatan ini. Launching Tari Bedaya Rama Wijaya. Selama ini menikmati tari Bedaya yang terkesan magis yang disajikan oleh pihak keraton. Pagelaran tari yang mengikat sejumlah tradisi dan persiapan spiritual yang khas.

Tari Bedaya Rama Wijaya (dok pri)
Tari Bedaya Rama Wijaya (dok pri)
Malam ini sejumlah penari membawakannya dengan keluwesan nan anggun. Tetap menguarkan aura wibawa yang menyapa komunitas masyarakat agraris setempat. Olah koreografi yang memadukan kultur keraton dengan kondisi setempat.

Bersyukur atas kepedulian dan kerja keras pecinta seni. Mulai dari koordinator tari, bidang ketoprak, kelompok karawitan, peneliti seni hingga jalinan kerjasama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Kiprah para pelaku seni wujud penghayatan Sumpah Pemuda (dok pri)
Kiprah para pelaku seni wujud penghayatan Sumpah Pemuda (dok pri)
Saatnya pagelaran ketoprak yang mengambil lakon 'Tengu Ngawu-awu' Lakon yang mengambil ide cerita dari isu sosial setempat maupun nasional.

Babak pembukaan yang unik. Suguhan tari jaranan dibawakan oleh sejumlah teruna. Paduan antara kerampakan, keluwesan dan kegagahan. Dinamis visualisasi semangat kawula muda.

Tengu merujuk pada tungau atau kutu, binatang sangat kecil, memiliki sengat yang menyakitkan. Ngawu-awu bisa bermakna unggul berada di atas. Menurut bausastra, kamus bahasa Jawa merujuk pada selalu bertanya asal usul.

Lakon yang memuat multi tafsir, mengajar tanpa menggurui, menegur tanpa menyalahkan. Mengajak penontonnya menyimak sari pembelajaran secara cermat dan kontekstual. Penghayatan peringatan Sumpah Pemuda yang apik cerdik.

Momen peringatan Sumpah Pemuda yang tak hanya sekedar menengok ke belakang menyimak sejarah 28 Oktober 1928. Memaknainya dalam dinamika pergerakan. Menghidupi dan menghidupkan inti sumpah dalam situasi hidup kekinian.

Penghayatan Sumpah Pemuda melalui kerja keras dan kerja cerdas. Mengelola alam hingga panen agung. Sumpah yang dibarengi dengan kerja mewujudkan kemakmuran bersama.

Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Terima kasih, sanggar seni Rama Wijaya, Gapoktan Prima Agung, Pokdarwis Kauman Kidul dan seluruh pendukung pagelaran ketoprak gabungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun