Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengapa Seseorang Bisa Alergi terhadap Stroberi?

9 Oktober 2019   00:21 Diperbarui: 9 Oktober 2019   15:19 3331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa seseorang alergi terhadap strawberry (sumber: dok pri)

Cuaca panas kering pada bulan Oktober, enaknya mengkonsumsi buah ataupun yang jus yang segar. Apa ya pilihannya? Seseorang menjawab, apa saja asal bukan stroberi sebutan lain strawberry.

Buah stroberi (Fragaria ananassa) dengan tampilan segar berbintik, warna merah menyala dan rasa asam manis segar, siapa yang tidak suka? Dimakan langsung maupun dibuat olahan, serba menggoda. Mengapa ada yang menolak?

Alergi terhadap Buah Stroberi

Namun ternyata tidak semua orang dapat mengkonsumsi buah tersebut dengan aman. Beberapa orang menderita alergi terhadap buah tersebut. Beragam gejala mulai dari bibir bengkak, biduran, ruam kulit hingga terganggunya saluran pernafasan yang membuatnya tersengal-sengal.

Pada seseorang yang sensitif, tubuh menolak jenis protein tertentu pada buah stroberi dan produk turunannya. Sistem kekebalan tubuh mengidentifikasikannya sebagai benda asing atau musuh yang harus dilawan. Mekanisme kekebalan alami, tubuh segera memproduksi antibodi untuk menetralkan protein tersebut.

Namun saat ambang toleransi terlampaui, antibodi tidak sanggup lagi menetralkan protein asing tersebut. Memicu tubuh menghasilkan histamin yang mendorong pelebaran pembuluh darah dan menampakkan gejala alergi.

Sehingga pertolongan pertama seseorang yang menderita alergi termasuk alergi buah stroberi adalah diberi asupan anti histamin. Diharapkan anti histamin yang ditelan akan diserap tubuh dan meredakan alergi.

Alergen pada Stroberi

Protein pembawa sifat alergi secara umum disebut dengan istilah allergen. Penamaannya khas mengikuti sumber allergennya. Semisal pada buah stroberi ditandai dengan Fra a1 (Fragaria allergen 1). Seturut dengan nama strawberry adalah Fragaria ananassa.

Sejumlah studi mengindikasikan Fra a1 ini berkaitan erat dengan protein yang bertanggung jawab pada biosintesis antosianin. Pigmen antosianin adalah zat warna merah yang menandai proses pematangan buah stroberi. Tidak semua antosianin mengandung allergen loh.

Mari simak penelitian Muoz et al. (2010) berjudul "The Strawberry Fruit Fra a Allergen Functions in Flavonoid Biosynthesis" yang disitasi oleh banyak penulis.

 "The results demonstrate that Fra a expression is directly linked to flavonoid biosynthesis and show that the Fra a allergen has an essential biological function in pigment formation in strawberry fruit."

Respon Industri Makanan dan Kosmetik 

Dilaporkan pengolahan stroberi tidak mampu memodifikasi protein penyebab alergi. Kandungan allergennya tidak serta merta hilang. Sehingga orang yang sensitif alergi stroberi disarankan tidak mengkonsumsi buah segar hingga produk turunannya.

Sebagai contoh, balita di Amerika Serikat yang alergi terhadap produk olahan stroberi cukup banyak. Baik penganan maupun susu dengan flavor stroberi. Muncul banyak pertanyaan, apakah bayi dan balita aman mengkonsumsi stroberi dan turunannya?

Memang penganan dengan rasa stroberi biasanya berwarna menarik yang disukai oleh anak-anak. Juga tidak perlu langsung alergi atau paranoid terhadap produk stroberi. Belum tentu buah hati alergi kan?

Tidak hanya makanan dan minuman, seseorang yang peka terhadap alergi stroberi juga peka terhadap produk turunan yang diusapkan di kulit, semisal krem kosmetik. 

Perkembangan industri makanan dan kosmetik modern mungkin sudah berhasil menetralkan penyebab alergi ini. Namun meneliti kandungan produk tetaplah tindakan bijak.

Respon Pemulia Tanaman

Pengenalan allergen stroberi tidak hanya dilakukan oleh ahli medis. Permasalahan ini juga memicu kreativitas pemulia tanaman. Melahirkan tantangan bagaimana memodifikasi sifat tanaman stroberi agar rendah kandungan Fra a1 nya. Sehingga produk aman bagi orang yang sensitif atau alergi stroberi.

Mengingat allergen Fra a1 berkenaan dengan antosianin pigmen warna merah. Sejauh ini hasil penelitian merujuk pada upaya pembentukan cultivar stroberi yang rendah Fra a1. Melalui penerapan bioteknologi tanaman dimodifikasi.

Hasilnya, buah hingga fase matang tidak membentuk warna merah mencolok. Hanya berkisar dari putih kuning pucat hingga kuning emas. Harapannya, pengidap alergi terhadap stroberi tetap dapat menikmatinya secara aman.

Masalahnya buat konsumen yang memanjakan mata, masih menarikkah buah ini? Biasanya mengikuti dari mata turun ke hati. Terpikat dengan warna, mencium aroma dan berkehendak mencicip rasa. Tarik menarik antara alergi dan tampilan rupa.

Apakah sahabat Kompasiana termasuk alergi terhadap buah stroberi? Berkenan berbagi pengalaman?

Catatan: link artikel jurnal saya sertakan agar pembaca bisa menelaah lebih detail, mengingat biokimia medis diluar kemampuan saya. Menuliskannya karena ikatan rasa dengan kerabat yang alergi terhadap stroberi. Salam sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun