"The results demonstrate that Fra a expression is directly linked to flavonoid biosynthesis and show that the Fra a allergen has an essential biological function in pigment formation in strawberry fruit."
Respon Industri Makanan dan KosmetikÂ
Dilaporkan pengolahan stroberi tidak mampu memodifikasi protein penyebab alergi. Kandungan allergennya tidak serta merta hilang. Sehingga orang yang sensitif alergi stroberi disarankan tidak mengkonsumsi buah segar hingga produk turunannya.
Sebagai contoh, balita di Amerika Serikat yang alergi terhadap produk olahan stroberi cukup banyak. Baik penganan maupun susu dengan flavor stroberi. Muncul banyak pertanyaan, apakah bayi dan balita aman mengkonsumsi stroberi dan turunannya?
Memang penganan dengan rasa stroberi biasanya berwarna menarik yang disukai oleh anak-anak. Juga tidak perlu langsung alergi atau paranoid terhadap produk stroberi. Belum tentu buah hati alergi kan?
Tidak hanya makanan dan minuman, seseorang yang peka terhadap alergi stroberi juga peka terhadap produk turunan yang diusapkan di kulit, semisal krem kosmetik.Â
Perkembangan industri makanan dan kosmetik modern mungkin sudah berhasil menetralkan penyebab alergi ini. Namun meneliti kandungan produk tetaplah tindakan bijak.
Respon Pemulia Tanaman
Pengenalan allergen stroberi tidak hanya dilakukan oleh ahli medis. Permasalahan ini juga memicu kreativitas pemulia tanaman. Melahirkan tantangan bagaimana memodifikasi sifat tanaman stroberi agar rendah kandungan Fra a1 nya. Sehingga produk aman bagi orang yang sensitif atau alergi stroberi.
Mengingat allergen Fra a1 berkenaan dengan antosianin pigmen warna merah. Sejauh ini hasil penelitian merujuk pada upaya pembentukan cultivar stroberi yang rendah Fra a1. Melalui penerapan bioteknologi tanaman dimodifikasi.
Hasilnya, buah hingga fase matang tidak membentuk warna merah mencolok. Hanya berkisar dari putih kuning pucat hingga kuning emas. Harapannya, pengidap alergi terhadap stroberi tetap dapat menikmatinya secara aman.