Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama FEATURED

Indonesia dalam Kancah Situs Warisan Dunia UNESCO

27 April 2019   22:22 Diperbarui: 18 April 2020   12:22 2168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Borobudur, warisan dunia UNESCO di Indonesia (sumber: whc.unesco.org)

Saat ini semesta sekitar sedang disibukkan dengan berita penghitungan. Menghitung apalagi diajak menghitung warisan pastinya menyukakan hati. Apalagi warisan yang tak akan habis dalam berderet keturunan hingga bumi berakhir.

Mari membilang daftar situs warisan dunia UNESCO di Indonesia. Indonesia bersama dengan Vietnam menjadi ujung tombak jumlah terbanyak pengakuan situs warisan dunia UNESCO di kawasan Asia Tenggara. Perolehan pengakuan yang tidak hanya menyangkut masalah prestasi dan prestise bangsa, namun sekaligus tanggung jawab besar bagi kemaslahatan bersama.

Situs Warisan Dunia UNESCO di Indonesia

Secara agregat kawasan Asia Tenggara memiliki 38 situs warisan dunia UNESCO yang terdiri dari 24 warisan budaya, 13 alam dan 1 campuran. Indonesia dan Vietnam memimpin, masing-masing memiliki 8 situs. Diikuti oleh Philipina (6), Thailand (5), Malaysia (4), Kamboja (3), Laos (2), dan Myanmar serta Singapura masing-masing satu (1). Sementara Brunei dan Timor Timur belum memilikinya.

Sejak tahun 1991, Indonesia berhasil mendapatkan pengakuan atas 4 situs yaitu warisan budaya atas Candi Borobudur, candi Prambanan dan warisan alam atas Taman Nasional Komoda dan Taman Nasional Ujung Kulon. Disusul oleh warisan budaya pada tahun 1996 daerah prasejarah manusia Sangiran. Pada tahun 1999, lolos dengan Taman nasional Lorenz dengan kategori alam. Hutan hujan tropis Sumatra (2004) dan yang terbaru Subak mewakili warisan budaya yang menerapkan nilai luhur filosofi Tri Hita Karana.

Situs warisan dunia UNESCO di Indonesia data April 2019 (diolah dari whc.unesco.org)
Situs warisan dunia UNESCO di Indonesia data April 2019 (diolah dari whc.unesco.org)
Dengan demikian Indonesia memiliki 8 situs warisan dunia UNESCO yang terdiri dari 4 kategori alam dan 4 kategori budaya. Sejumlah situs masih menunggu antrian untuk lolos dari penilaian komite khusus yang dibentuk oleh General Assembly.


Sebuah pengkuan juga dibarengi dengan konsekuensi penilaian. Situs warisan dunia Hutan Hujan Tropis Sumatra yang terdiri dari: Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dinyatakan sebagai situs warisan yang terancam sejak 2011. Penebangan ilegal, penurunan boidiversitas sebagian penyebabnya. Perlu kerja keras dengan dukungan semua komponen untuk melestarikan warisan alam ini.

Selain warisan dunia UNESCO dari aspek alam dan budaya, Indonesia juga memiliki sejumlah warisan dunia kriteria warisan karya budaya tak benda (Intangible Heritage). Wayang (2003), keris (2005), batik (2009), angklung (2010), tari Saman (2011), noken (2012) adalah karya budaya yang memperoleh pengakuan.

Distribusi warisan dunia UNESCO di Asia data April 2018 (sumber wikipedia-list of WHS in Southeast Asia)
Distribusi warisan dunia UNESCO di Asia data April 2018 (sumber wikipedia-list of WHS in Southeast Asia)
Distribusi situs warisan dunia UNESCO di kawasan Asia didominasi oleh China, India dan Jepang sebagai tiga besar. Sedang untuk tingkat dunia dirajai oleh Itali. Bersyukur Indonesia mendapat tempat di tingkat Asia Tenggara dan cukup diperhitungkan untuk tingkat Asia. Kembali, pengakuan yang perlu dibarengi dengan komitmen menjaga kelestariannya.

Situs Warisan Dunia UNESCO, warisan bagi generasi berikutnya

Situs Warisan Dunia mencakup suatu tempat budaya, alam, maupun kombinasinya, serta benda yang berarti bagi umat manusia dan menjadi sebuah warisan bagi generasi berikutnya. Estafet budaya dan alam ciptaan hingga dunia berakhir. 

"Indonesia dan Vietnam menjadi negara dengan jumlah terbanyak pengakuan situs warisan dunia UNESCO di kawasan Asia Tenggara."

Diperlukan suatu aksi yang diwadahi dalam program yang mengkatalog, menamakan, dan melestarikan tempat-tempat yang sangat penting agar menjadi warisan manusia dunia.

Situs Warisan Dunia UNESCO (UNESCO's World Heritage Sites) adalah sebuah tempat khusus (misalnya, Taman Nasional, Hutan, Pegunungan, Danau, Pulau, Gurun Pasir, Bangunan, Kompleks, Wilayah, Pedesaan, dan Kota) yang telah dinominasikan untuk program Warisan Dunia Internasional yang dikelola UNESCO World Heritage Committee. Meliputi warisan alam, warisan budaya maupun warisan karya budaya tak benda.

Subak mewakili warisan budaya yang menerapkan nilai luhur filosofi Tri Hita Karana (sumber:whc.unesco.org)
Subak mewakili warisan budaya yang menerapkan nilai luhur filosofi Tri Hita Karana (sumber:whc.unesco.org)
Proses seleksi yang sangat ketat. Berdasarkan panduan kriteria penilaian penetapan Situs Warisan Dunia UNESCO, kategori situs budaya mencakup 6 kriteria utama. 

Kriteria yang memuat mahakarya, keutamaan nilai kemanusiaan, mengandung kekhasan, menggambarkan peradaban dan peristiwa tertentu. Kategori situs alam meliputi 4 kriteria utama. Mencakup fenomena alam, sejarah bumi, penting secara ekologis dan menjadi habitat alami.

Taman nasional Ujung Kulon (sumber:whc.unesco.org)
Taman nasional Ujung Kulon (sumber:whc.unesco.org)
Kebermaknaan bagi masyarakat

Manusia sebagai titah ciptaan teringgi mendapat mandat mengelola bumi. Sebagai ciri makluk berbudaya, manusia mengembangkan budaya untuk mengelola bumi. Bumi adalah berkah yang diwariskan secara lestari kepada generasi berikutnya.

Perolehan pengakuan status situs warisan dunia UNESCO, marilah bersama diletakkan dalam rangka bertindak dan berpikir makluk berbudaya. Upaya pewarisan bumi yang baik kepada generasi penerus. Mari diolah sebagai bagian pengungkit perbaikan kualitas hidup manusia.

Menjadikan 8 situs warisan dunia UNESCO di Indonesia sebagai kebanggaan nasional. Meneruskan nilai-nilai alam budaya kepada anak cucu sebagai pewarisan kultural. Mengelola situs warisan dunia UNESCO secara bertanggung jawab demi kebelanjutan kehidupan.

Cukup banyak situs warisan dunia UNESCO yang dikelola sebagai pariwisata alam maupun budaya. Lokomotif pariwisata ini akan menggeret gerbong utama perbaikan akses melalui aneka mode transportasi. Berdampak terhadap perekonomian setempat. Menggairahkan kreativitas industri dan usaha aneka skala.

Catatan dari aspek pariwisata berbasis situs warisan budaya, sangatlah perlu perancangan upaya pelestarian. Keterbukaan akses akan memperbesar interaksi lokal dengan dunia global, intervensi nilai dari luar kelokalan yang perlu harmonisasi. 

Edukasi masyarakat sekitar dan juga perilaku pengunjung. Penutupan sementara Taman Nasional Komodo juga bagian dari wujud langkah tanggung jawab pengelola atas kepercayaan pengakuan situs warisan dunia UNESCO kategori alam.

Alam, budaya, karya budaya tak benda, di sekitar kita adalah anugerah tak terkira. Baik yang mendapat peringkat warisan dunia UNESCO, penetapan skala nasional bahkan skala lokal, mari bersama dipelihara. 

Perhatian, apresiasi dan pemeliharaan atas cagar alam, cagar budaya di sekitar kita adalah tanggung jawab bersama. Demi kemaslahatan kesejahteraan umat.

Selamat mengasihi alam dan budaya di lingkungan sekitar. Salam bumi.

Sumber: (1), (2), (3)

Seri Warisan Dunia UNESCO:
Indonesia dalam Kancah Situs Warisan Dunia UNESCO

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun