Media Pembelajaran Tanpa Menggurui
Menikmati tontonan ketoprak membuat kesegaran baru. Biasanya disajikan pada malam hari, bisa di pekarangan luas milik warga, lapangan terbuka hingga gedung pertunjukan megah. Suasana rileks menikmati alur cerita, bisa ditangkap sebagai hiburan. Sedikit dirasakan akan didapat pembelajaran tanpa merasa digurui.
Ini adalah secuil oleh-oleh menonton pertunjukan ketoprak lakon Ontran-ontran Jalakumara. Berlangsung di halaman rumah warga pada malam hari. Pemain adalah gabungan warga dengan aneka latar profesi keseharian.
Babak pasewakan menghadirkan suasana paseban. Seba atau menghadap raja. Pakemnya hampir seragam, raja beserta permaisuri, dihadap patih, pangeran, tumenggung maupun senapati. Menggambarkan parapatan agung membahas masalah kenegaraan.
Era keterbukaan semua informasi dibabar tuntas. Namun juga diperlukan jiwa wening. Mengingatkan kekepoan berlebihan dari warganet berpotensi membocorkan strategi, meruntuhkan kerja telik sandi.
Pembelajaran 1. Diwakili oleh Pangeran Tejomurti yang memohon izin khusus membicarakan hal penting kepada ayahanda raja secara empat mata. Pengingat bahwa dinding berbicara. Mengumbar informasi berpeluang mencelakakan kehidupan bersama.
Babak dagelan alias lawak, menjadi bagian yang paling ditunggu penonton. Kehadiran para batur (pembantu) di kesatriyan tempat pangeran maupun emban di kaputren. Batur dan mbok emban adalah orang biasa yang berada di ring satu. Bertugas melayani, menghibur melalui seni tari maupun seni suara yang dimilikinya.
Babak roman (langen). Adegan yang sangat manusiawi, romansa selalu ada. Menggabungkan tugas kenegaraan dan panggilan hati. Secara seni, adegan ini menawan, seni tari roman langen yang mendayu dipadu seni suara yang dibantu oleh waranggana.
Pembelajaran 3. Memadukan tugas instansi atau kemasyarakatan dengan kehidupan pribadi. Penetapan skala prioritas dan kesehatian dalam keluarga inti. Integritas yang ditanamkan kepada setiap teruna bangsa.