Mohon tunggu...
novy khayra
novy khayra Mohon Tunggu... Penulis - Aspire to inspire

Novy Khusnul Khotimah, S.I.Kom, M.A, SCL - Pegawai Negeri Sipil - Master Universitas Gadjah Mada - Penulis Buku -SDG Certified Leader

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Meninggalnya Jaksa Kasus Novel Disebut Karma, Seperti Apa Gambaran Karma?

18 Agustus 2020   11:04 Diperbarui: 18 Agustus 2020   11:04 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Zalim adalah perbuatan melampaui batas dalam melakukan keburukan. Perbuatan zalim dapat mengotori hati, seperti sombong, dengki, ghibah, fitnah, dusta dan lain sebagainya. Karena itu zalim termasuk dari dosa besar. Manusia yang zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa pedih di akhirat. Sebagaimana firman Allah:

"Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih". (QS. Asy-Syura: 42).

Orang baik Disayang Makhluk langit (Malaikat)

Salah satu kisah yang membuat saya sayang pada Rosulullah bukan hanya sekedar formalitas sebagai muslim adalah ketika beliau dihina oleh kaumnya Musyrikin Mekkah.

Kala awal pertama dakwah Islam, banyak dari kaum musyrik yang tidak hanya merundung tapi menganiaya beliau dengan dilempari batu dan kotoran manusia. Saking kejinya perbuatan tersebut, hingga membuat Jibril marah.

"Wahai Rosulullah, kekasih Allah. Jikalau engkau mengizinkanku, maka saat ini juga aku timpakan kepada mereka bukit batu (Jabal Uhud) kepada mereka agar mereka semua binasa."

Namun apa yang dikatakan Rosulullah? "Jangan Jibril!  Walau saat ini mereka berbuat zalim kepadaku, namun nanti keturunan-keturuan mereka yang akan menjadi umat terbaikku." Bahkan malaikat saja tak punya nafsu bisa marah segitunya, tapi Rosulullah masih menyayangi orang-orang yang menzaliminya.

Mungkin kalau dibandingkan dengan Nabi terlalu jauh secara zaman dan kemuliaan, bagaimana bila dengan manusia biasa yaitu Ulama Maimun Zubair atau akrab dipanggil Mbah Moen. Seorang ulama senior di Rembang yang baru meninggal pada Idul Adha tahun lalu di tanah suci.

Ada kemiripan dengan kisah Rosulullah bukti Mbah Moen dicintai makhluk langit yaitu saat beliau pergi ke Mesir dan makan disalah satu restoran yang singkat cerita dipalak dengan harga diatas kewajaran.

Hal ini membuat mbah Moen tak ridho dengan kecurangan pedagang tersebut. Sehingga keluar dari restoran dengan masih menyimpan perasaan tidak lega. Walau tidak menyumpahi, bebrapa waktu kemudian restoran dan hotel tempat dia makan terbakar dan sulit dipadamkan.

Berkaca dari dua kisah di atas ada kemungkinankah terjadi korelasi dengan penanganan kasus Novel Baswedan? Bisa jadi. Dari kasus Novel, mungkin orang zalim ingin memberi pesan pada masyarakat bahwa ketika menjadi orang terlalu berani mengganggu ketentraman koruptor akan berakhir seperti Novel dengan disiram air keras dan pelaku yang sekedar kaki tangannya hanya dihukum tidak lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun