Mohon tunggu...
Novitania
Novitania Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer and Blogger

Content creator, and Blogger. Coffee and makeup enthusiast. an amateur photografer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Siapa Sangka, Anak SMP di Bali Bisa Menginspirasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

9 September 2019   00:25 Diperbarui: 9 September 2019   10:03 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku bersama Ida Ayu Trishna (dokpri)

Sepanjang aku berkarier menjadi seorang pengajar, belum pernah kutemui siswa sepercaya diri dan selugas itu. Seketika aku tersontak, apa kiranya yang membuat ia begitu percaya diri, penuh talenta dan lugas menjelaskan sesuatu kepada orang yang baru saja ditemuinya.

Ida Ayu Trishna namanya, seorang siswa kelas 9 SMP Wisata Sanur Bali. Aku mengenalnya, saat melakukan kunjungan dalam rangka Danone Blogger Academy 3 beberapa waktu lalu.

Di halaman belakang sekolah, ia bersama beberapa kawannya menyajikan mini drama yang bertajuk Bumi Cantik, tak sampai di situ ia pun turut bernyanyi dengan penuh rasa percaya diri. Suaranya pun terbilang merdu.

Dokpri
Dokpri

Puas melihat mini drama, aku dan peserta DBA lainnya diajak untuk melihat bagaimana SMP Wisata Sanur Bali mengolah sampah. Lagi-lagi Ida Ayu ambil bagian, ia membantu temannya menjelaskan secara detail bagaimana proses yang ia lakukan untuk mengolah sampah-sampah itu.

"Pertama-tama sampahnya kami pisahkan terlebih dahulu, mana yang organik dan anorganik, sampah organik kami jadikan pupuk, dan yang anorganik kami kumpulkan di Bank Sampah atau kami olah menjadi kerajinan tangan", ucapnya dengan jelas.

Aku dan peserta DBA lainnya dibuat takjub, bukan hanya karena penjelasan Ida Ayu, melainkan tak menyangka, betapa anak seusia Ida Ayu sudah pandai mengolah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Di depanku tampak gunungan pupuk hasil olahan sampah-sampah organik yang ada di SMP Wisata Sanur. Mereka mengolahnya untuk digunakan di kebun sekolah agar tanaman yang mereka tanam semakin subur dan berkembang.

Pantas saja, saat masuk ke dalam SMP Wisata Sanur, rasanya begitu sejuk dan asri. Rupanya tanamannya juga mereka rawat dengan baik.

Dokpri
Dokpri

Tepat di belakang kebun bunga Marigold, terdapat Bank Sampah yang dikelola sekolah. Setiap anak, bahkan warga di sekitar sekolah juga bisa menabung sampah yang nantinya bisa mereka uangkan. Ketika kutanya, untuk apa uang dari hasil mengumpulkan sampah anorganik itu, lagi-lagi jawabannya membuat aku terkejut.

"Kami gunakan untuk keperluan kelas kak, seperti kalau ada lomba menghias kelas, atau untuk menjenguk teman yang sakit." ucap mereka dengan senyuman. Dan aku hanya bisa membalas dengan anggukkan penuh kekaguman.

Berkeliling SMP Wisata Sanur Bali, cukuplah menjadi pelajaran bermakna untukku, bahwa mengelola sampah dan menjaga lingkungan tak pernah kenal usia. Semua dari kita memiliki kewajiban yang sama, bahwa kelestarian lingkungan haruslah kita jaga!

Belajar Mengolah Sampah dari SMP Wisata Sanur Bali 

Sumber: instagram.com/aqualestari
Sumber: instagram.com/aqualestari

Pulang dari Danone Blogger Academy 3, ada hal yang pelan-pelan mulai aku terapkan di rumah. Kini, sampah-sampah rumah tangga tak lagi kubuang begitu saja. Aku berusaha menerapkan apa yang Ida Ayu Trishna dan kawan-kawannya lakukan, yaitu menjadikan sampah menjadi sesuatu yang berdaya guna untuk lingkungan.

Hal Inilah yang aku harapkan bisa diterapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Kita semua bisa kok mengolah sampah rumah tangga menjadi sesuatu yang bermanfaat. Mengutip dari bali.litbang.pertanian.go.id, ada 10 langkah mudah yang bisa kita lakukan untuk mengolah sampah organik rumah tangga menjadi pupuk, yaitu:

1. Kumpulkan sampah organik rumah tangga (pastikan tidak ada sampah anorganik yang menyertainya)
2. Siapkan formula fermentasi yang terdiri dari aktivator pengomposan (EM-4), air, dan molase (air gula)
3. Potong sampah organik menjadi kecil-kecil
4. Semprotkan air hingga merata (jika diperas tidak menetes)
5. Tambahkan formula fermentasi pada campuran sampah organik
6. Masukkan campuran sampah dan formula fermentasi ke dalam komposter lalu putar hingga tercampur
7. Pastikan sampah yang tercampur bersuhu ideal (30 -- 40 derajat celcius) dan biarkan hingga lima hari
8. Setelah lima hari, sampah organik telah menjadi kompos dan dapat dikeluarkan dari komposter
9. Biarkan hingga kering (hindari dari sinar matahari langsung)
10. Kompos siap digunakan.

Sumber: instagram.com/aqualestari
Sumber: instagram.com/aqualestari

Bukan hanya sampah organik saja, sampah anorganik juga bisa kita kelola sehingga memiliki nilai ekonomis. Caranya juga terbilang mudah, kita bisa mengelolanya dengan prinsip 3R, yaitu:

1. Reuse (penggunaan kembali)
Reuse adalah menggunakan kembali sampah secara langsung dengan fungsi yang sama ataupun berbeda.

Contohnya:
Kita bisa menggunakan botol plastik yang sudah kosong sebagai wadah untuk menyimpan pupuk kompos yang sudah kita buat sebelumnya.

2. Reduce (pengurangan)
Reduce adalah pengurangan segala kegiatan yang dapat menimbulkan sampah.

Contohnya:
Memilih produk dengan kemasan yang bisa didaur ulang, seperti Aqua Life.

3. Recycle (daur ulang)
Recycle adalah pemanfaatan kembali sampah dengan beberapa tahapan pengolahan.

Contohnya:
Mengolah sampah plastik menjadi kerajinan tangan.

Coba deh bayangkan, apa jadinya jika seluruh masyarakat Indonesia dapat mengelola sampah rumah tangganya dengan baik, pasti Indonesia tidak akan berada di peringkat kedua negara dengan polusi plastik terbanyak di dunia.

Bukan hanya itu saja, dengan pengelolaan sampah yang baik, tentunya lingkungan kita akan lebih asri, sehat dan terhindar dari berbagai polusi. Anak-anak juga tak lagi mudah terserang penyakit, dan tentunya berdampak pada penghematan di beberapa sektor seperti kesehatan, SDA, dan lahan TPA.

Sebenarnya hal itulah yang telah dilakukan Danone dalam upaya pelestarian lingkungan. Salah satunya adalah konsep Circular Economy, yaitu memperpanjang masa pakai plastik menjadi sesuatu yang berdaya guna untuk dimanfaatkan kembali sebagai alternatif bahan baku atau didaur ulang menjadi produk baru.

Dokpri
Dokpri

Melalui Circular Economy, Danone menghadirkan produk baru berupa Aqua Life yang merupakan inovasi botol pertama di Indonesia berupa 100% plastik daur ulang dan dapat didaur ulang kembali. Aqua Life hadir sebagai bentuk aksi nyata komitmen #BijakBerplastik Aqua untuk Indonesia yang lebih bersih.

Konsep Circular Economy yang telah dijalankan Danone tentunya sesuai dengan prinsip 3R dalam pengelolaan sampah plastik, yaitu Reuse, Reduce dan Recycle. Dan kini saatnya kita mengambil bagian dari langkah yang telah dijalankan Danone untuk ikut #BijakBerplastik demi lingkungan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun