Mohon tunggu...
Novita Mandasari
Novita Mandasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Seorang istri sekaligus pengajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kereta Api Kita; Sejarah, Tantangan, dan Harapan

30 September 2017   02:44 Diperbarui: 30 September 2017   03:32 2084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kereta api merupakan moda transportasi publik yang tinggi peminatnya. Kereta api dapat memuat jumlah penumpang lebih banyak dari moda transportasi lainnya. Selain itu waktu tempuh yang relatif lebih cepat serta harga tiket yang terjangkau mengakibatkan kereta api dibutuhkan di Indonesia yang jumlah penduduknya besar. Di Indonesia, kereta api telah ada sejak masa Kolonial Belanda sehingga jalur kereta api yang ada saat ini merupakan peninggalan Kolonial Belanda.

Pembangunan jalur kereta api pertama di Hindia Belanda dipelopori oleh perusahaan swasta Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij(NISM). Pada tahun 1864 dibangun jalur kereta api sepanjang 26 km yang menghubungkan Semarang-Kemijen-Tanggung Jawa Tengah. Pada saat itu tujuan pemerintah Kolonial Belanda membangun jalur kereta api adalah untuk mengangkut komoditas perkebunan dari daerah hinterland ke foreland.

Melihat efektifitas pengangkutan hasil perkebunan saat itu maka pemerintah Kolonial membangun jalur kereta api Semarang-Tanggung, jalur Tanggung-Kedungjati tahun 1868, jalur Kedungjati-Solo tahun 1870, jalur Solo-Ceper tahun 1871, jalur Ceper-Klaten tahun 1871, dan jalur Klaten-Yogyakarta tahun 1872. Pembangunan jalur kereta api tersebut mempercepat waktu tempuh pengangkutan komoditas dari daerah-daerah pedalaman yang menurangi kerusakan komoditas sehingga harga komoditas tetap tinggi.

Pemerintah kolonial tidak hanya membangun jalur kereta api di pulau Jawa tetapi juga di Sumatera. Jalur kereta api di pesisir Sumatera Timur dibangun oleh perusahaan swasta Deli Spoorweg Maatschappij(DSM) pada tahun 1883. Jalur kereta api yang dibangun adalah Medan-Labuhan Deli, kemudian dibangun jalur kereta api yang menghubungkan daerah-daerah hinterland di Sumatera Timur ke Pelabuhan Belawan. Pada masa itu kereta api menjadi transportasi yang menghubungkan antar daerah di Hindia Belanda.

Pada perkembangan selanjutnya selain mengangkut hasil-hasil komoditas dari daerah pedalaman, kereta api juga mengangkut penumpang. Penggunaan moda transportasi kereta api mengalami kemunduran setelah Belanda hengkang dari Indonesia. Jalur-jalur kereta api di beberapa daerah tidak beroperasi, hal ini kemudian berlangsung hingga saat ini. Di beberapa daerah rel-rel dan gerbong kereta api hanya tinggal tumpukan besi tua.

Kondisi ini mungkin saja akan berubah setelah Presiden Jokowi memberikan kebijakan memfungsikan kembali jalur-jalur kereta api di Indonesia. Kebijakan ini patutlah didukung oleh semua pihak karena dengan dibangkitkannya kembali moda transportasi kereta api maka ekonomi juga akan meningkat.

Indonesia merupakan negara berkembang yang tingkat kemacetannya sangat tinggi. Saat ini kemacetan tidak saja terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan tetapi juga kota-kota lainnya. Peningkatan jumlah motor dan mobil mengakibatkan kemacetan terjadi setiap harinya. Akibatnya mengganggu aktivitas masyarakat dalam bekerja. Kurangnya moda transportasi yang nyaman dan aman juga mengakibatkan produktivitas masyarakat menurun, dan tentu saja ini juga mempengaruhi perekonomian negara.

Dengan jumlah penduduk yang setiap tahunnya bertambah, Indonesia memerlukan moda transportasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat. Kereta api bisa dikatakan moda transportasi massa yang ideal untuk Indonesia. Hal tersebut dikarenakan, pertama kereta api dapat mengangkut penumpang atau barang dalam jumlah yang besar. Kedua, harga ongkos atau tiket kereta api relatif terjangkau oleh masyarakat. Ketiga, keamanan yang lebih terjamin. Tingkat kecelakaan kereta api juga jauh lebih rendah dari transportasi darat seperti mobil dan motor. Keempat, kereta api lebih tepat waktu dibandingkan transportasi darat lainnya, hal ini dikarenakan tidak adanya istilah "kemacetan" dalam transportasi ini. Kemudian yang kelima, penumpang mendapatkan perjalanan yang lebih nyaman dan menyenangkan karena dapat menikmati pemandangan sepanjang jalur kereta api.

Hal-hal tersebut dapat dirasakan masyarakat Indonesia tentu saja dengan perbaikan dan peningkatan fasilitas kereta api. Kereta api di Indonesia dikelola oleh PT.Kereta Api Indonesia (PT KAI). Dilihat dari sejak dibangunnya jalur kereta api pada masa Kolonial Belanda harusnya kereta api di Indonesia sudah memiliki fasilitas seperti kereta api di Jepang atau China. Maka PT KAI memiliki tanggungjawab yang besar untuk menghidupkan kembali dan mengembangkan transportasi kereta api di Indonesia. Sehingga masyarakat Indonesia mendapatkan keamanan dan kenyamanan.

Peningkatan ekonomi di Indonesia dapat terjadi apabila Pemerintah memperbaiki sistem trasnportasi, jalan, dan fasilitas publik lainnya. Saat ini masyarakat dapat melihat Pemerintah melakukan pembangunan jalan tol di seluruh wilayah Indonesia. Selain jalan tol, jalur-jalur kereta api juga akan dibangun kembali. Jumlah investasi di Indonesia akan mengalami peningkatan apabila pergerakan orang dan barang berjalan dengan lancar. Belajar dari negara-negara maju yang telah lama menggunakan moda transportasi kereta api maka diyakini bila Indonesia menggunakan moda transportasi kereta api dalam jangka panjang akan meningkatkan pendapatan ekonomi nasional.

Kedepan PT KAI memiliki tanggungjawab yang besar dalam mengembangkan industri kereta api di tanah air. beberapa tahun belakangan ini telah terlihat usaha dan kerja keras PT KAI, fasilitas dan pelayanan kereta api yang mulai ditingkatkan. Sebagai bukti keseriusan Pemerintah melalui PT KAI telah dipersiapkan kereta cepat Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya. Kereta cepat di kedua jalur ini akan mempersingkat jarak tempuh yang tentu saja akan meningkatkan produktivitas masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun