Mohon tunggu...
Theta Indigo
Theta Indigo Mohon Tunggu... Sukarelawan dan mentor di indigo school dan pemgasuh di kunitas indigo

Pengamat dan peneliti lepas independent di dunia edukasi anak dan social secara umum tanpa ikatan/pengaruh /pengkondisian lembaga apapun (aktif di dunia pendidikan sejak th 1999 hingga sekarang) berawal bergabung dalam franchise SEMPOA, Reiki usui tibet, IEC (Intensive English Course, Indie Edu Center, The Indigenous Mind) membuat komunitas Indigenous mind sbg penengah antara dunia edukasi indigo dan praktisi paranormal, supranatural, spiritual dan metafisika lain nya seperti astrologer, human design dll. Juga ikut terjun langsung dalam dunia entertainment metafisika sebagai tarot reader, healer juga educator di beberapa pelatihan2 gifted dan indigo. Saat ini aktif sebagai ketua Dpkw BDJ dari BATTRA SN , pendiri Brain Z Community, penasehat di Lightworkcourse Nusantara (Indigo School) juga aktifis sosial dan anggota dari FKPPAI Pusat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan menilai segala sesuatu dari kacamata pribadi

23 Februari 2025   10:10 Diperbarui: 23 Februari 2025   10:10 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok "Logika dan mystica Event. Hotel Neo Puri bersama LWN

Pernyataan "Untuk menilai suatu ajaran itu baik yaitu dari BUAH nya" merupakan sebuah prinsip yang menekankan hasil sebagai tolak ukur utama dalam menilai suatu ajaran.
 
Berikut beberapa poin penting untuk memahami konsep ini:
 
- Buah sebagai Hasil Akhir: Buah diibaratkan sebagai hasil akhir dari proses belajar, penerapan, dan pengembangan suatu ajaran.
 
- Karya Nyata: Buah yang baik adalah karya nyata yang bermanfaat bagi banyak orang.
 
- Dampak Positif: Buah yang baik menghasilkan dampak positif dalam kehidupan, seperti:
 
- Kebaikan: Meningkatkan kebaikan dan kesejahteraan.
 
- Keadilan: Mempromosikan keadilan dan kesetaraan.
 
- Kesehatan: Meningkatkan kesehatan fisik dan mental.
 
- Perdamaian: Membangun perdamaian dan kerukunan.
 
- Melampaui Penampilan Luar:  Penilaian berdasarkan buah menekankan esensi dan dampak dari suatu ajaran, bukan hanya penampilan luar seperti gaya bicara, teman, sertifikat, atau kegiatan.
 
- Keberlanjutan: Buah yang baik adalah hasil yang berkelanjutan dan berdampak jangka panjang.
 
Penting untuk diingat:
 
- Proses dan Perjalanan: Buah yang baik adalah hasil dari proses yang panjang dan berkelanjutan, bukan sesuatu yang instan.
 
- Kejujuran dan Integritas:  Buah yang baik dihasilkan dari ajaran yang diaplikasikan dengan kejujuran dan integritas.
 
- Penilaian yang Seimbang:  Penilaian berdasarkan buah tidak berarti mengabaikan aspek lain seperti proses, metode, dan motivasi.
 
Menilai ajaran dari buahnya memang punya sisi positif, tapi ada beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan:

 

- Sulitnya Menilai Jangka Panjang: Melihat buah suatu ajaran membutuhkan waktu lama untuk menilai dampaknya secara menyeluruh. Apa yang tampak baik di awal mungkin berubah seiring waktu.

 

- Subjektivitas Penilaian: Pengertian "buah" yang baik bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Apa yang dianggap buah yang baik oleh satu orang mungkin tidak dianggap demikian oleh orang lain.

 

- Faktor Eksternal: Buah dari suatu ajaran bisa dipengaruhi oleh faktor eksternal yang tidak terkait langsung dengan ajaran itu sendiri. Misalnya, kondisi sosial, ekonomi, atau politik.

 

- Pengaruh Faktor Lain: Penilaian hanya berdasarkan buah bisa mengabaikan aspek penting lainnya dari suatu ajaran, seperti:

 

- Motivasi dan Niat: Apakah ajaran itu diaplikasikan dengan niat yang baik?

 

- Metode dan Proses: Apakah metode yang digunakan untuk mencapai buah itu etis dan bertanggung jawab?

 

- Konsistensi: Apakah ajaran itu konsisten dalam jangka panjang?

 

- Kemungkinan Penipuan: Ada kemungkinan seseorang menampilkan buah yang baik untuk menutupi kekurangan pada ajarannya.

 

Dok
Dok "Logika dan Mystica Event" Bersama LWN dg Pembicara utama Bp Hisyam A Fachri. 

Selain melihat buahnya, ada beberapa cara lain untuk menilai ajaran:

 

- Melihat Asal Usul dan Konteks Ajaran: Pelajari dari mana ajaran itu berasal, siapa yang mengajarkannya, dan dalam konteks apa ajaran itu muncul.

 

- Menganalisis Isi dan Ajaran: Pahami inti dari ajaran tersebut, nilai-nilai yang diusung, dan bagaimana ajaran itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

 

- Membandingkan dengan Ajaran Lain: Bandingkan ajaran tersebut dengan ajaran lain yang sejenis atau berlawanan. Perhatikan kesamaan dan perbedaannya.

 

- Menganalisis Metode Penyampaian: Bagaimana ajaran tersebut disampaikan? Apakah metode penyampaiannya efektif, mudah dipahami, dan sesuai dengan nilai-nilai yang diusung?

 

- Menilai Kredibilitas dan Integritas Penganut Ajaran: Perhatikan bagaimana penganut ajaran tersebut mempraktikkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Apakah mereka konsisten dan berintegritas?

 

- Menganalisis Dampak terhadap Masyarakat: Perhatikan dampak ajaran tersebut terhadap masyarakat, baik positif maupun negatif. Apakah ajaran tersebut membawa manfaat bagi masyarakat atau justru menimbulkan konflik dan perpecahan?

 

Kesimpulan:

 

Menilai ajaran adalah proses yang kompleks dan membutuhkan pendekatan yang holistik. Melihat buahnya adalah salah satu aspek penting, tetapi tidak boleh menjadi satu-satunya kriteria. Penting untuk mempertimbangkan berbagai aspek lain untuk mendapatkan penilaian yang lebih objektif dan komprehensif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun