Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mencari Healing Kok ke Museum?

10 Mei 2023   17:00 Diperbarui: 10 Mei 2023   17:03 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu koleksi bersejarah di Monumen Palagan Ambarawa (sumber: dokpri)

Mencari healing, biasanya memang identik dengan nuansa alam yang indah nan memanjakan mata. Apalagi jika healing dilakukan di alam terbuka, yang mampu menyejukkan hati dan jiwa. Lantas, mengapa memilih museum yang sarat dengan kenangan masa lalu juga dapat dianggap sebagai healing?

Sebagian kalangan mungkin tidak menganggapnya sebagai bagian dari agenda liburan yang menyenangkan. Bukan hal yang dapat memberikan ketenangan hati, namun justru membangkitan memori kelam di masa lalu. Kisah yang penuh misteri, ataupun tragedi yang belum tuntas diselesaikan.

Namun bagi saya, hal itu justru berbanding terbalik dan justru dapat membangkitkan semangat diri. Mengambil hikmah atau petuah yang disajikan dalam berbagai kisah sejarah. Apalagi jika memperhatikan peninggalan dari masa lalu yang dapat membangkitkan imajinasi kita.

Imajinasi di masa lalu yang terabstraksi seakan menjadi realitas tak kasat mata. Mereka termanifestasi dalam kenangan yang memberi kedamaian dalam setiap peninggalan bersejarah yang tampak usang di depan mata. Bukan semata-mata memberi pengalaman mistis, namun kiranya memberi pesona eksotis nan magis.

Apalagi jika museum yang didatangi memiliki kisah kelam di masa lalu. Sudah dapat dipastikan akan ada rasa tegang ketika menyusuri area museum sendirian. Namun itulah mungkin yang menjadikan healing di museum memiliki kesannya sendiri. Selain dari suguhan koleksi barang-barang peninggalan masa lalu yang memiliki kisahnya masing-masing.

Inilah sebenarnya wujud lain dari pesona Indonesia yang termanifestasikan dari kisah sejarah bangsa. Tentunya agar tetap dapat terjaga dan mampu memberi inspirasi bagi kita semua. Walau tampak lain dari suguhan keindaham alam dari biasanya. Wisata museum adalah alternatif lain yang patut diperhitungkan. Seiring perkembangan zaman beserta gempuran budaya asing lainnya.

Kita tentu mengharapkan hal positif dalam konteks edukasi. Khususnya bagi pemahaman terhadap sejarah bangsa di masa lalu. Bukan sekedar healing yang lebih dekat dengan narasi flexing dan tidak edukatif.

Ada banyak alternatif healing yang memiliki kisah sejarahnya sendiri. Namun bukan semacam ketika kita pergi ke candi atau situs megalitik, yang memang identik dengan nuansa alam dan kemegahannya. Dimana justru berada jauh dari kesan alam, karena lokasinya rata-rata berbentuk monumen di kota-kota seluruh Indonesia. Tidaklah sulit sebenarnya jika kita hendak selami kisah masa lalu sambil menikmati kesunyian yang ada.

Meskipun hal ini bukanlah menjadi agenda favorit bagi semua kalangan. Tapi tak ada ruginya jika ingin mencoba. Selain dengan biaya yang murah, dan akses yang mudah. Tiada lain sebagai upaya pelestarian sejarah yang dapat dikisahkan untuk generasi saat ini. Mem-viralkan museum sebagai destinasi wisata pun mungkin telah dianggap kuno. Namun, tidak ada cara lain jika kita tetap menginginkan agar generasi bangsa tidak melupakan sejarah bangsanya sendiri.

Apalagi jika kegiatan belajar di museum dapat digiatkan kembali oleh para pendidik. Membangkitkan rasa nasionalisme kiranya dapat dimulai dari sini. Tidak melulu melalui kegiatan belajar di kelas. Agar dapat menambah wawasan kebangsaan secara real di lapangan. Bahwa betapa besar perjuangan para pahlawan bangsa demi kemerdekaan di masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun