Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sejarah Perayaan Idul Fitri Dua Kali dalam Setahun

29 Maret 2023   04:00 Diperbarui: 29 Maret 2023   04:01 3638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalender tahun 1902 (sumber: calendar-yearly.com by canva)

Merayakan Idul Fitri selama dua kali dalam satu tahun, jika hal itu terjadi sejak masa kini, tentu banyak kebahagiaan yang akan dirasa oleh umat Islam di dunia. Khususnya bagi masyarakat Indonesia, yang kerap mengkaitkan perayaan Idul Fitri selain sebagai hari kemenangan tentunya adalah THR.

Yup, jika melihat dari sisi tradisi THR maka yang akan diuntungkan adalah para pekerja. Namun, juga tidak dapat dilepaskan dengan kesempatan berbagi kebahagiaan bersama sanak saudara ataupun terhadap lingkungan sekitar kita. Sejarah mencatat, terjadinya Hari Raya Idul Fitri kerap terjadi dua kali selama setahun.

1. Idul Fitri Tahun 1903

Jika kita mulai perhitungan ini dari tahun 1900 M, dalam hitungan hijriahnya pun terhitung pada tahun 1317 H. Maka sejak tahun 1900, jatuhnya bulan Ramadhan sudah mulai terjadi sejak bulan Januari dan Desember. Hal ini terjadi karena adanya konversi perhitungan kalender Hijriah dengan Masehi. Dengan kurun waktu selama 33 tahun pengulangannya.

Ada selisih selama 10 hingga 11 hari antara penghitungan tahun Hijriah dengan Masehi. Hitungan yang lebih pendek dalam kalenderisasi Hijriah dan Masehi dalam menghitung jumlah hari. Nah, hal ini tentu membuat satu bulan tertentu dapat bertemu dalam satu tahunnya. Khususnya bulan Ramadhan, sebagai bulan penting bagi umat Islam.

Maka, sejak tahun 1903, perayaan Idul Fitri tercatat pernah terjadi selama dua kali dalam satu tahun. Tepatnya pada tanggal 1 Januari dan tanggal 21 Desember 1903. Seperti pada tabel diatas, yang memberi penjelasan bahwa pelaksanaan puasa selama dua kali dalam satu tahun sudah terjadi sejak tahun 1902.

Namun, tidak hanya bulan Ramadhan saja, tatkala Idul Adha pun juga dapat bertemu dua kali dalam setahunnya. Jadi bisa potong sapi atau kambing dua kali juga dalam setahun. Apalagi jika libur Ramadhan diberlakukan selama satu bulan penuh, seperti beberapa tahun yang lalu, tentu banyak hari libur yang akan didapatkan.

Pada masa Hindia Belanda menguasai Indonesia, sejak tahun 1900an semarak Ramadhan sudah tidak dapat dilepaskan dari bagian ibadah umat Islam Indonesia. Walaupun perayaan tersebut sudah ada sejak abad ke 16, walau masih dibawah wewenang regional daerahnya masing-masing (penguasa/kesultanan) setempat.

2. Idul Fitri Tahun 1935

Selanjutnya adalah pada tahun 1935, bulan Ramadhan juga pernah terjadi selama dua kali. Seperti yang dijelaskan pada tabel diatas. Tepatnya pada tanggal 7 Januari dan 27 Desember 1935. Perhitungan yang memiliki selisih lebih sedikit dikarenakan jumlah hari pada bulan-bulan tertentu pada penanggalan Masehi.

Kalender tahun 1935 (sumber: calendar-yearly.com by canva)
Kalender tahun 1935 (sumber: calendar-yearly.com by canva)

Pada masa ini umat Islam di Indonesia sudah mulai dalam pantauan Pemerintah Kolonial Belanda. Lantaran banyak berdiri organisasi yang berlandaskan Pan-Islamisme sejak tahun 1905 hingga 1912. Gerakan kesadaran untuk kemerdekaan pun sudah mulai dianggap sebagai "ancaman" oleh Belanda. Maka wajar jika banyak terjadi larangan berkegiatan yang berlatar agama pada masa ini.

Namun, gegap gempita perayaan hari-hari besar umat Islam tetap dapat dikatakan meriah. Dalam ragam bentuk toleransi yang sudah mulai terbangun sejak masa Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda. Ada semacam kekuatan pemersatu bangsa, baik dari latar belakang agama ataupun suku yang berbeda. Semua seolah larut dalam upaya persatuan dan kesatuan bangsa.

Hingga memasuki masa-masa kemerdekaan. Semangat Proklamasi yang juga terjadi pada bulan Ramadhan 1364 H pun membuat suasana perjuangan semakin kental dengan nuansa religi. Hal ini tentu saja menambah semangat juang para pejuang kala memasuki masa mempertahankan kemerdekaan.

3. Idul Fitri Tahun 1968

Selanjutnya pada tahun 1968, sesaat setelah pergantian masa Orde Lama ke Orde Baru. Perayaan Idul Fitri pun terjadi selama dua kali dalam satu tahun. Yakni pada tanggal 2 Januari dan 22 Desember 1968. Ada sedikit selisih pada masa ini, lantaran ada yang merayakan pada tanggal 1 Januari dan 21 Desember. Namun hal ini adalah lumrah terjadi kala itu.

Kalender tahun 1968 (sumber: calendar-yearly.com by canva)
Kalender tahun 1968 (sumber: calendar-yearly.com by canva)

Kebijakan Pemerintah terkait hari libur nasional mungkin belum sekomprehensif saat ini. Lantaran masih banyak kebijakan pada masa transisi yang lebih optional dalam membangun bangsa kala itu. Namun, libur perayaan Idul Fitri sudah ditetapkan dengan keputusan Pemerintah, berikut dengan besaran Tunjangan Hari Raya atau kini kita mengenalnya dengan THR.

Ada yang unik pada masa ini, yakni penyeragaman perayaan Hari Raya Idul Fitri mulai diterapkan oleh Pemerintah. Hal ini berangkat dari upaya Pemerintah dalam menyesuaikan penetapan hari libur nasional. Kebijakan yang kiranya dapat dimaklumi, namun tidak menyurutkan semangat umat Islam dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.

Perbedaan merupakan hal yang sudah biasa terjadi sejak lampau. Seperti upaya penentuan hilal yang memiliki cara dan pendekatan yang berbeda-beda. Konsep penyeragaman hari raya ini pada sejarahnya, kemudian tidak lagi diterapkan pada masa Reformasi. 

4. Idul Fitri Tahun 2000

Nah, Perayaan Idul Fitri pada tahun 2000 silam mungkin kita pernah sama-sama rasakan bagaimana semangatnya. Bagaimana kebijakan liburan selama sebulan penuh diterapkan pada tahun 1999 oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Era yang begitu membahagiakan bagi anak-anak pada masanya.

Selain itu, pada tahun 2000, perayaan Idul Fitri juga terjadi dua kali dalam satu tahun. Tepatnya pada tanggal 6 Januari dan 27 Desember. Namun, liburan selama satu bulan kemudian direvisi pada masa-masa selanjutnya, dengan berbagai kebijakan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan di hari raya. Demikian kisah sejarah Idul Fitri sajak tahun 1900 hingga kini dapat disajikan.

Kiranya prediksi perayaan dua kali Ramadhan (Idul Fitri) akan berulang kembali pada tahun 2033. Tentu dengan semangat yang lebih tinggi lagi pada setiap tahunnya. Salam damai, terima kasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun