Mohon tunggu...
Bahas Sejarah
Bahas Sejarah Mohon Tunggu... Guru - Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarah Bangsanya Sendiri

Berbagi kisah sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Haji Misbach Sang Ulama Berhaluan Komunis

3 Maret 2023   06:00 Diperbarui: 3 Maret 2023   06:09 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Haji Misbach (sumber: wikipedia/Ducth East Indies Communist) 

Memiliki nama asli Mohammad Misbach dengan gelar Haji ini dikisahkan dalam sejarah Indonesia adalah seorang muslim yang berideologi komunis. Ia lahir di Kauman, Surakarta, pada tahun 1876, dengan nama kecil Ahmad. Berasal dari keluarga kenamaan, dengan ayahnya yang dikenal pula sebagai pejabat kegamaan. Sedangkan nama Mohammad ia sematkan usai berhaji.

Semasa sekolah, ia menghabiskan waktunya untuk menimba ilmu di pondok pesantren setempat. Khususnya di lingkungan Keraton yang memang menjadi lingkungan tempat tinggalnya dan bermain. Tetapi, konon ada hal unik yang dimiliki olehnya, yakni status sosial tinggi, justru tidak pernah membuatnya menjadi tersekat ketika berinteraksi dengan golongan bawah (rakyat jelata).

Hal inilah yang kelak membuatnya bergabung dengan organisasi besutan Mas Marco Kartodikromo, Inlandsche Journalisten Bond. Pada awalnya Mohammad Misbach memang menyukai jurnalisme yang dianggap sebagai alat perjuangan. Menyuarakan realitas sosial rakyat pada masa penjajahan adalah objek favoritnya.

Hingga pada tahun 1915, ia berhasil mendirikan surat kabar bernama Medan Moeslimin, dan ditahun 1917 ia pun turut membidani lahirnya surat kabar Islam Bergerak. Dibawah semangat progresifitas tinggi, Mohammad Misbach kerap melakukan aski propaganda menentang dominasi Pemerintah Kolonial Belanda. Khususnya terhadap praktik-praktik kolonialisme.

Pada tahun 1918 ia sempat bergabung dengan laskar Tentara Kanjeng Nabi Muhammad yang dibentuk oleh H.O.S. Cokroaminoto. Sebagai reaksi dari berbagai pelecehan terhadap umat Islam, khususnya terhadap Nabi Muhammad SAW. Lainnya adalah pendirian perkumpulan mubalig reformis bernama Sidik Amanat Tabliqh Fatonah, serta sempat bergabung dengan Muhammadiyah.

Lantaran Mohammad Misbach kecewa dengan gerakan dari para tokoh Islam yang dianggapnya tidak konsisten melawan penjajahan. Ia sempat ditangkap pada tahun 1919 karena membuat propaganda yang menyinggung Belanda dan Pakubuwono X. Tak lama bebas, pada tahun 1920 ia kembali ditangkap karena dianggap telah mengagitasi rakyat untuk menentang Belanda.

Selama melakukan perlawanan, ia merasa tidak mendapatkan dukungan dari kalangan Islam, khususnya dari organisasi-organisasi yang bergerak dalam gerakan keagamaan. Hal inilah yang kemudian membuat dirinya keluar dari Muhammadiyah dan Sarekat Islam. Walau orientasinya terhadap kaum dhuafa masih konsisten diperjuangkan olehnya.

Pemikirannya memang dipengaruhi oleh H.O.S. Cokroaminoto, K.H. Ahmad Dahlan hingga Mas Marco. Maka dapat disimpulkan, tatkala Sarekat Islam pecah menjadi dua, ia pun turut bergabung dengan Sarekat Islam Merah yang dianggapnya lebih radikal. Walau SI Merah telah didominasi oleh tokoh-tokoh komunis kala itu. Namanya tetap saja melambung dibandingkan yang lain (Semaun).

Disebutkan pada tahun 1923, sosok Mohammad Miscbah muncul kembali ke permukaan sebagai propagandista Sarekat Islam Merah. Pergerakannya kini lebih berorientasi komunis dengan dihiasi unsur-unsur keagamaan yang kerap dipakainya untuk mengagitasi rakyat. Tepatnya pada berbagai peristiwa sabotase yang marak terjadi di Surakarta pada tahun 1924.

Baik sabotase terhadap fasilitas umum, personal, ataupun aksi pembakaran yang ada kaitannya dengan kolonialisme. Semua secara sistematis dilakukannya sebagai wujud perlawanan. Bahkan suatu aksi terencana penggulingan kereta api pun digerakkan olehnya bersama para simpatisan PKI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun