Mohon tunggu...
Novita Ekawati
Novita Ekawati Mohon Tunggu... Guru - Pengajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengajar dan aktivis muslimah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menjaga Kondisi Jiwa di Tengah Gelombang Penolakan Dakwah dan Kebaikan

22 Desember 2022   09:13 Diperbarui: 22 Desember 2022   11:05 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
olah pribadi via Canva

Tidak dipungkiri dalam setiap dakwah yang kita lakukan seringkali mendapat penolakan, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung adalah ketika orang yang kita dakwahkan kebaikan Islam, dia menolak secara terang-terangan dan menyampaikan bahwa ia tak butuh nasehat-nasehat dari kita atau bisa saja dia menyampaikan bahwa ia sudah tau tentang hal itu namun tak perlu kita ikut campur dengan urusannya yang bebas melakukan apapun yang ia mau. 

Jikapun orang yang kita dakwahi itu menolak tidak langsung adalah dengan diam-diam ia menghilang dari kita, padahal sudah lama mengenal atau mengetahui tentang pribadi kita. Ntah menghilang dalam konteks ia yang kita dakwahi sering ga muncul kalau ada momen-momen yang ada keberadaan diri kita disitu, sengaja menghindari agar tidak komunikasi dengan kita secara langsung, dan lain-lain.

Itulah gelombang-gelombang yang sering terjadi pada seorang pengemban dakwah. Ritme yang unik yang tak bisa dirasakan bagi mereka yang tidak berjuang di jalanNya.

Sebagaimana seorang seller yang mau menjual sesuatu tentu butuh upaya yang keras agar orang-orang tertarik untuk membeli dagangannya, bukan? Sama seperti pengemban dakwah yang mencoba berbagai macam cara (uslub) agar mad'u atau yang dikontak tersebut tertarik pada kebaikan Islam yang disampaikan....

Lucu memang, padahal yang di dakwahi adalah seorang Muslim.. Tapi ya seperti itulah yang terjadi ketika hidup dalam sistem Kapitalisme Sekuler, yang mengabaikan agama dari unsur-unsur kehidupan. Dimana bicara agama ga' perlu di ranah publik, cukup di masjid, mimbar-mimbar, atau majelis-majelis pengajian.

Bersabar sudah pastinya ketika menghadapi kondisi seperti itu, dikarenakan tidak semua yang kita lihat seperti yang kita bayangkan. Dan yang kita fikirkan pun terkadang tidak terjadi.

Lantas apa yang harus kita lakukan ketika menghadapi suasana yang pasang surut tersebut, terlebih kita pun sadar bahwa dakwah tak boleh berhenti sampai maut menjemput..

-------------------

Berikut tips-tipsnya yang bisa menjaga agar kondisi jiwa tetap stabil di tengah penolakan yang makin sering terjadi di situasi yang penuh fitnah ini :

1. Tawakal kepada Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun