Mohon tunggu...
Novi Nurul Khotimah
Novi Nurul Khotimah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah dengan hati

GURU MULIA ADALAH GURU YANG BERKARYA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perempuan Pilihan

1 April 2021   15:35 Diperbarui: 1 April 2021   15:43 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perempuan Pilihan


Sebuah pengalaman yang tentunya tidak akan bisa saya lupakan dalam sejarah perjalanan kehidupan saya ini. Pengalaman saat menjadi tamu atau nara sumber sebagaimana tertera kata dalam undangan yang saya terima pada program acara Perempuan Pilihan, pada salah satu stasiun televise lokal Radar Cirebon Televisi yang sudah ternama di wilayah tiga Kota Cirebon. Program acara yang tayang setiap hari Sabtu di akhir pekan.

Awalnya sempat ada keraguan untuk menerima undangan itu karena saya merasa bukan siapa-siapa hanya perempuan biasa saja, namun saya berfikir bahwa kesempatan baik yang datang janganlah disia-siakan. Hal baru yang tentunya akan didapat, bagaimana saya bisa memperoleh pengetahuan baru tentang dunia pertelevisian.

Bukan hanya sekedar duduk di depan kamera-kamera besar yang berdiri dengan kokoh di depan wajah saya yang hanya berjarak satu atau dua meter saja. Bukan pula bagaimana harus menyimak dan menjawab berbagai pertanyaan dengan tepat dari seorang host yang menyampaikan beberapa pertanyaan sekait perempuan.Tetapi dalam hal ini saya lebih banyak mendapat pembelajaran yang lebih, yakni semakin menghargai perjuangan berbagai profesi pekerjaan, bagaimana komitmen dan totalitas, serta profesionalisme dalam bekerja pada sebuah tim, sehingga mampu menghasilkan karya yang baik sesuai harapan yang diinginkan.

"Menurut Ibu Novi, Perempuan Hebat itu yang seperti apa sih?" begitulah pertanyaan dari Mbak Deasy, host acara Perempuan Pilihan yang cantik.

Menurut saya, perempuan hebat adalah perempuan yang bisa melewati masa-masa tersulit dalam hidupnya. Baik yang berkaitan dengan masalah pribadi, keluarga, ekonomi, sosial dan lain sebagainya. Saya mengambil salah satu contoh dari perjalanan beberapa orang perempuan yang sering saya jumpai dalam kehidupan keseharian saya. Baik di lingkungan rumah ataupun lingkungan pekerjaan saya.

Saat pagi datang menjelang, meninggalkan keremangan yang tersisa semalam biasanya seorang Ibu paruh baya sudah berada di depan rumah saya, tepatnya menghampiri bak sampah depan pagar rumah. Dia memilih dan memilah sampah-sampah yang bisa dia ambil untuk dijual kembali ke tukang rongsok. Perempuan itu seringkali mencuri perhatian saya di kala pagi saat saya berkativitas di rumah. Sesekali sering saya ajak bicara Ibu itu tentang kehidupan pribadi dan kesehariannya.

Dari penuturannya, Ibu itu keluar rumah setelah subuh, bermodalkan karung besar keliling-keliling mencari sampah-sampah plastik. Memungut dan memulungnya dari berbagai perumahan satu ke perumahan lainnya. Dia melakukan semua itu untuk menghidupi keluarganya. Suasana dingin yang menggigil, panas yang menyengat, kadang hujan deras menjadi bagian yang menemani kesehariannya sebagai pemulung. Pekerjaan itu sudah cukup lama dijalaninya karena itulah hal yang bisa dilakukannya agar kehidupan keluarganya bisa bertahan.

Saya berfikir, itulah perempuan hebat yang sebenarnya, perempuan yang tangguh tanpa banyak mengeluh saat berjuang untuk menghidupkan perekenomian keluarga. Tentunya perempuan yang saya jumpai ini tidaklah hanya satu orang tetapi masih banyak perempuan-perempuan lain yang melakukan hal yang sama bahkan lebih berat beban hidupnya. Tetapi dengan segala daya yang ada, potensi yang dimiliki dirinya tetap tegak melangkah dengan gagah meskipun usia sudah tidak bisa dikatakan muda lagi. Disaat perempuan lain seusianya sudah duduk dengan senang karena kehidupan sudah dijamin oleh anak-anaknya tetapi dia masih harus berjibaku mengumpulkan rupiah demi rupiah mulai dari matahari sebelum terbit hingga matahari hilang terbenam. Itulah perempuan hebat, kuat dan semangat.

Menyimak perjalanan perempuan itu sebagai pemulung pada keseharian, itu mampu memberi pembelajaran yang sangat berharga buat saya. Tentunya nilai perjuangannya yang menginpirasi buat saya agar selalu meningkatkan kesyukuran kepada Yang Maha Kuasa. Semakin meningkatkan pula rasa empati buat sesame perempuan, tentunya semakin memperbaiki diri lagi untuk senantiasa berbagi dengan apa yang saya miliki dari diri ini dengan harapan mampu meningkatkan nilai kualitas dalam beribadah kepada Sang Khalik.

Satu hal lagi yang dapat saya petik pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh host dari pertanyaan-pertanyaan yang cukup banyak untuk durasi tayang selama 60 menit. Pertanyaan itu adalah "Apa kesibukan Ibu selain sebagai Ibu Rumah Tangga juga sebagai seorang Kepala Sekolah?". Saya menjawabnya dengan kegiatan menulis.

Menulis merupakan salah satu kegiatan keseharian saya, terlebih saya adalah seorang guru yang dituntut untuk mampu bagaimana bisa mengajarkan keterampilan menulis kepada para peserta didik. Selain itu menulis tentunya merupakan sarana untuk menuangkan segala ide-ide ataupun gagasan-gagasan yang muncul dalam fikiran, jika luput tak tertuliskan tentunya gagasan-gagasan itu akan hilang lenyap begitu saja. Tak ada yang tidak bermanfaat ketika saya mencoba untuk tetap menulis meskipun dalam keadaan yang kurang baik atau badmood. Setidaknya suasana seperti itu mampu melahirkan sebuah catatan puisi ataupun hanya sekedar sebuah quote saja.

Harapan saya diakhiri perbincangan pada program Perempuan Pilihan atas permintaan host adalah bahwa dengan membiasakan menulis, maka akan mampu melahirkan guru-guru literat, siswa-siswa yang literat, masyarakat literat yang mampu membangun negeri ini dengan baik dan integritas yang tinggi.

Kiranya itulah yang mampu saya goreskan dalam tulisan kali ini. Sejatinya seorang perempuan adalah yang mampu menjalankan tugas sesuai kodratnya.

Salam sehat

Salam bahagia selalu... .

Cirebon, 01042021

Novi Nurul Khotimah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun