Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dresden, Musim Panas, dan Sungai Elbe

22 Maret 2021   22:35 Diperbarui: 24 Maret 2021   20:14 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semperoper Dresden di musim panas (Dokumentasi pribadi)

Mengutarakannya tak sesederhana,
Angin utara kepada Sungai Elbe.

Musim panas masih terasa sangat terik, padahal kalender sudah menunjukkan penghujung Agustus. Masih belum juga ada pertanda musim gugur datang mendekat.

Untungnya, angin yang bertiup di sekitaran Sungai Elbe mengaburkan terik matahari yang terasa sepanjang hari itu.

Dresden sangat ramai di musim panas apalagi saat sebelum pandemi. Banyak pengunjung yang bahkan masih membawa koper-koper mereka di sekitaran kota tua dan tempat-tempat wisata lainnya.

Sungai Elbe, Dresden (Dokumentasi pribadi)
Sungai Elbe, Dresden (Dokumentasi pribadi)
Dresden, salah satu kota favorit saya di Negeri Panzer. Terletak di sebelah timur dan termasuk dalam negara bagian Sachsen (atau Saxony dalam Bahasa Inggris). Dresden sendiri merupakan ibu kota dari Sachsen itu sendiri.

Musim panas saat itu, banyak rekonstruksi yang sedang dilakukan di area kota tua. Meskipun begitu, arsitektur klasik khas kota Dresden tetap dapat dinikmati dengan indahnya meski tak semua tempat bisa dikunjungi karena sedang direkonstruksi.

Salah satu area di Kota Tua Dresden yang sedang direkonstruksi (Dokumentasi pribadi)
Salah satu area di Kota Tua Dresden yang sedang direkonstruksi (Dokumentasi pribadi)
Awalnya, saya selalu ragu untuk berkunjung ke Jerman sebelah timur. Sesederhana karena di sebelah timur dari negeri ini adalah rumah dari salah satu partai politik di sana yang anti imigran.  

Sempat mengalami pengalaman yang kurang mengenakkan sebagai migran saat tinggal di sebelah selatan negeri ini membuat saya agak takut juga untuk berkunjung ke sebelah timur. Tapi, demi pertemuan dengan sahabat Brazil saya yang sudah hampir setahun tidak berjumpa, saya beranikan diri untuk berkunjung ke kota ini.

Dan ternyata, berbeda dari bayangan saya, kotanya sangat ramah. Bertemu dengan orang-orang di jalan pun tidak semenakutkan yang saya bayangkan. Bahkan, saat sedang berada di kota tua, seseorang menyapa saya dan mengajak berbincang hangat karena mengenali paras khas orang Indonesia. 

Ah rupanya, saya hanya overthinking saja. Saya terlalu memikirkan hal-hal yang belum terjadi karena prasangka dan ketakutan pribadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun