Mohon tunggu...
Novi Fatonah
Novi Fatonah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Penulis, Akademis, Aktivis; Kembang Kempis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Traning of Instructor, Pentingkah?

21 Juli 2019   13:36 Diperbarui: 21 Juli 2019   13:53 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jangan Menyepelekan peranan Mentormu dalam meningkatkan kualitas kader ke arah yang lebih baik." Begitulah ungkapan ketua Pelaksana Traning Of Instructor, Elda Aini.

Sebelumnya, PMII Komfaktar 2019 kemarin mengadakan Traning of Instructor atau yang disingkat TOI yang familiar dalam bahasa Indonesianya yakni pelatihan menjadi mentor. Sejumlah kader dari masing-masing rayon digiring dalam pelatihan yang bertajuk "Langkah konkret dalam pengembangan kualitas Kader"  tersebut. Namun apakah ada yang kurang atau salah dalam sistem pengkaderan kita sampai harus mengadakan TOI?

Beberapa bulan lalu, penulis sempat membaca opini yang berbentuk sebuah kritikan terhadap pengkaderan PMII Komfaktar. Lebih khusus sih kritikan itu tajam ke rayon-rayon yang mewarnai sederet permasalahan kaderisasi komfaktar itu. Tapi, jangan kebawa emosi dulu kepada Mbak Sasi selaku kritikus terhadap kaderisasi Rayon tersebut, karena dalam kamus Motivator selalu ada kata "intropeksi diri" untuk melihat kritikan tajam Mbak Sasi kepada diri kita dulu selaku Kader PMII Komfaktar. Akuilah, Mbak Sasi hanya sederet Kader yang justru melek kepada kondisi kaderisasi dan situasi sekeliling organisasinya yang mungkin dikategorikan "sakit".

Lantas, apakah TOI mampu mengatasi segudang masalah atau beberapa masalah dalam pengkaderan Komfaktar kita? Saya rasa, TOI merupakan jawaban sementara dari PMII Komfaktar dalam mengurangi sakitnya sistem pengkaderan ini. Saya melihat sendiri bagaimana kader dilatih dan diberi berbagai arahan untuk menyiapkan kader yang siap memonitori kader-kader lainnya. Tentu mereka yang mengikuti acara tersebut merupakan kader-kader pilihan rayonnya atau dalam buruk sangka saya justru mereka datang secara suka rela dan mereka sadar akan pentingnya TOI dalam menyiapkan kader-kader yang potensial dan terarah dengan baik.

Ketua Kaderisasi PMII Komfaktar, Elda Aini tentunya telah melihat sejauh ini mengenai sistem pengkaderan di rayon-rayon dengan baik dan berusaha menampilkan wajah kaderisasi yang lebih terarah dan terbimbing layaknya sistem mentoring ukhti-ukhti yang kian digemari calon-calon mahasiswa. Elda saat ini tentu membuat ancang-ancang dalam mengepalai kaderisasi tahun ini agar setiap kader sadar betul akan arti sebuah kaderisasi dalam bentuk mentoring. 

Tentunya, perempuan yang lahir bulan Juli ini mengukir harapan dalam acara TOI kali ini untuk meningkatkan kualitas kader PMII Komfaktar dalam bidang retorika, tentang cara menempatkan komunikasi serta tak lupa menciptakan kader dengan pengetahuan luas mengenai birokrasi kampus.

Sebelum saya akhiri, ada yang menarik dari sambutan ketua Komfaktar 2019, Mas Bahrul Ihsan ini. Ia mengatakan seorang mentor ibarat kakak yang berusaha membimbing adiknya. Kakak yang melihat, mengawasi dan mengayomi bagaimana cara si adik belajar, cara si adik mendewasakan dirinya, dan menemukan jalannya sendiri. Maka, sebelum menjadi kakak mentor yang baik mau atau tidak mau ia harus memiliki kapasitas untuk membimbing dan mengayomi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun