Pendahuluan
Masa remaja merupakan fase kritis perkembangan fisik dan pembentukan perilaku yang memengaruhi risiko kesehatan di masa mendatang. Di Makassar, prevalensi kelebihan berat badan pada remaja mengalami peningkatan signifikan. Data SMK-SMAK Makassar tahun 2022 menunjukkan 32,3% siswi mengalami kegemukan dan 8,5% obesitas. Pola konsumsi yang berubah serta gaya hidup sedentari terlihat sebagai faktor dominan fenomena tersebut.
Konsumsi Minuman Manis
Minuman bergula mengandung kalori tinggi dan "kalori kosong" yang meningkatkan asupan energi tanpa keseimbangan gizi. Penelitian di Makassar menunjukkan bahwa konsumsi berlebih minuman ultra-processed dapat meningkatkan risiko obesitas, terutama bila disertai pola makan tidak seimbang. Kemudahan akses dan promosi minuman manis di sekolah maupun lingkungan perkotaan turut mendukung tingginya konsumsi pada remaja.
Perilaku Sedentari
Remaja di perkotaan dan pedesaan Makassar umumnya menghabiskan banyak waktu untuk aktivitas pasif seperti menonton televisi, menggunakan gawai, dan kurang berolahraga. Studi menunjukkan hubungan signifikan antara gaya hidup sedentari dengan obesitas remaja, yang memperkuat dugaan bahwa kurangnya aktivitas fisik memperparah dampak asupan energi berlebih, termasuk dari minuman manis.
Perbedaan Perkotaan dan Pedesaan
Kawasan perkotaan di Makassar menawarkan lebih banyak akses terhadap makanan cepat saji, minuman bergula, dan fasilitas hiburan yang mendukung gaya hidup sedentari. Sebaliknya, pedesaan menghadapi keterbatasan akses makanan bergizi sekaligus memiliki aktivitas fisik tradisional yang beragam. Namun, perubahan sosial dan ekonomi membuat konsumsi minuman manis serta perilaku sedentari ikut meningkat di pedesaan.
Kesimpulan
Konsumsi minuman manis dan perilaku sedentari menjadi faktor risiko utama kelebihan berat badan pada remaja Makassar di wilayah perkotaan maupun pedesaan. Intervensi efektif melalui pengendalian akses, edukasi gizi, dan promosi aktivitas fisik sangat diperlukan. Pendekatan multisektor melibatkan sekolah, keluarga, dan pemerintah menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi remaja.
Referensi
Maulidina, P. D. (2025). Pengaruh Konsumsi Makanan atau Minuman Ultra Processed terhadap Kejadian Berat Badan Lebih pada Remaja di SMPN 30 Makassar. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini menemukan tidak ada pengaruh signifikan konsumsi minuman ultra processed pada kejadian kegemukan di kalangan remaja putri di Makassar.
Ummatul Fitri. (2022). Pengaruh Makanan Ultra Processed terhadap Kegemukan Remaja Putri di SMK-SMAK Makassar. Window of Public Health Journal, Vol. 6 No. 2. Temuan memperkuat bahwa konsumsi makanan ultra processed berpengaruh terhadap kegemukan, namun minuman ultra processed tidak signifikan.
Qoirinasari, Q. (2018). Berkontribusikah Konsumsi Minuman Manis terhadap Berat Badan Berlebih pada Remaja di SMP IT IQRA' Kota Bengkulu? Jurnal An. Penelitian cross-sectional yang menyatakan konsumsi minuman manis tidak berkontribusi signifikan terhadap kelebihan berat badan pada remaja di Bengkulu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI