Mohon tunggu...
Novia Elga
Novia Elga Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Call Me Novia. Sedang menjelajahi dunia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Ibu

15 Februari 2021   17:48 Diperbarui: 15 Februari 2021   17:50 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Makanya, ibu jangan jadi orang tua yang menyebalkan."
"Ibu cuma minta hape aja."
"Sebelumnya? Ibu juga nggak pernah menghargai Anne. Apapun yang Anne lakuin nggak berguna kan di mata Ibu? Karena sibuk sendiri sama uang, uang dan uang. Semuanya bergantung uang."
"Semua hal di dunia ini butuh uang Anne."
"Termasuk kasih sayang Ibu ke Anne? Anne harus bayar ya Bu?"
"Ibu tampar kamu ya !!!"
"Udah biasa bu, tampar aja. Bentak Anne lagi Bu."

Kamar gelap seperti biasanya. Anne meneteskan air mata tanpa isak. Ia berusaha memejamkan air mata namun kelopaknya kembali membuka.

Anne melihat langit-langit kamar yang tampak polos tanpa gambaran. Sunyi, dingin, kemudian arahan matanya tertuju ada foto masa kecilnya. Sebelum ayah pergi meninggalkan Anne dan ibunya.

"Dasar anak nggak berguna !"

Kalimat yang terus saja membuat Anne menyalahkan dirinya. Pipinya yang sembab dan basah membuatnya sesak.

"Aku benci ibu, aku benci ibu, aku benci ibu."

Batinnya terus bersuara namun tak pernah diungkapkannya. Adakah anak yang sepertiku? Membenci ibunya sendiri.

Ibu Anne bukan orang tua pengangguran. Ia memiliki penghasilan yang bahkan jauh di atas Anne. Namun, karena gaya hidupnya dan juga gengsinya yang terlalu tinggi. Ia merelakan semuanya untuk dapat meraih keinginannya.

Umur Anne sekarang 23 tahun. Ia bukan perempuan pengangguran. Ia bekerja dan memiliki gaji tetap setiap bulannya. Dengan gaji yang tidak cukup banyak, ia harus menerima banyak beban mulai dari perilaku ibunya. Nada tinggi yang hampir setiap hari diterimanya. Tuntutan ibunya yang macam-macam. Serta tagihan setiap bulan yang harus ia bayar.

Sepertinya Anne menganggap bahwa "merawat anak adalah kewajiban orang tua" sebagai kalimat klise. Nyatanya Ibunya bahkan lebih kejam padanya. Tutup telinga atas jeritan batin Anne. Dan mementingkan segala yang menguntungkannya. Adakah Ibu lain yang sepertinya?

"Ayah. Aku bahkan tidak tau ini semua salah siapa." Ia mengatakan terbata-bata, lirih, dan kembali terisak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun