Mohon tunggu...
Noviaa Syahraa
Noviaa Syahraa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

semoga selalu bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jenis dan Permasalahan Kontrak Derivatif

22 Maret 2024   00:20 Diperbarui: 22 Maret 2024   00:21 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kontrak derivatif adalah perjanjian antara dua pihak yang nilainya tergantung pada aset yang mendasarinya. Ada beberapa jenis kontrak derivatif yang umum diperdagangkan di pasar keuangan, antara lain:

  1. Future (Kontrak Berjangka): Kontrak yang mengikat pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi pada tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang telah disepakati sekarang. Contohnya adalah kontrak berjangka komoditas seperti minyak, emas, atau gandum.

  2. Forward adalah salah satu jenis kontrak derivatif yang umum digunakan dalam pasar keuangan. Forward adalah perjanjian antara dua pihak untuk melakukan transaksi pada tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang telah disepakati sekarang. Dalam kontrak forward, aset yang mendasarinya dapat berupa mata uang, komoditas, saham, atau instrumen keuangan lainnya.

  3. Option (Kontrak Opsi): Kontrak yang memberikan pembeli hak (namun bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual aset yang mendasarinya dengan harga tertentu pada tanggal tertentu di masa depan. Ada dua jenis utama opsi:
    • Call Option (Opsi Beli): Memberikan pembeli hak untuk membeli aset yang mendasarinya.
    • Put Option (Opsi Jual): Memberikan pembeli hak untuk menjual aset yang mendasarinya.
  4. Swap: Kontrak yang melibatkan pertukaran arus kas atau pembayaran antara dua pihak pada tanggal-tanggal tertentu di masa depan. Swap umumnya digunakan untuk melindungi risiko suku bunga atau nilai tukar.

Berikut adalah beberapa contoh kasus kontrak derivatif dalam praktik:

  1. Hedging Risiko Mata Uang:
    Sebuah perusahaan multinasional yang melakukan bisnis di berbagai negara dapat menggunakan kontrak derivatif seperti kontrak forward mata uang untuk melindungi diri dari fluktuasi nilai tukar. Misalnya, jika perusahaan tersebut memperkirakan akan menerima pembayaran dalam mata uang asing di masa depan, mereka dapat menggunakan kontrak forward untuk mengunci nilai tukar saat ini dan menghindari kerugian akibat perubahan nilai tukar di masa mendatang.

  2. Melindungi Risiko Harga Komoditas:
    Sebuah perusahaan yang beroperasi di sektor pertanian atau energi dapat menggunakan kontrak derivatif seperti kontrak futures komoditas untuk melindungi diri dari fluktuasi harga komoditas yang mendasari operasional mereka. Misalnya, seorang petani dapat menggunakan kontrak futures gandum untuk menjual hasil panen di masa depan dengan harga yang telah ditentukan, sehingga melindungi mereka dari kemungkinan penurunan harga gandum di pasar.

  3. Spekulasi di Pasar Keuangan:
    Seorang investor atau pedagang dapat menggunakan kontrak derivatif seperti kontrak opsi saham untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga saham. Misalnya, seorang investor yang bullish terhadap suatu saham dapat membeli kontrak call option pada saham tersebut dengan harapan bahwa harga saham akan naik di masa mendatang. Jika harga saham benar-benar naik, investor dapat memanfaatkan haknya untuk membeli saham dengan harga yang lebih rendah dan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi di pasar.

  4. Melindungi Risiko Suku Bunga:
    Sebuah lembaga keuangan seperti bank dapat menggunakan kontrak derivatif seperti kontrak swap suku bunga untuk mengelola risiko suku bunga. Misalnya, sebuah bank yang memiliki portofolio pinjaman dengan suku bunga variabel dapat menggunakan kontrak swap suku bunga untuk menukar pembayaran bunga variabel menjadi pembayaran bunga tetap. Ini membantu bank melindungi diri dari penurunan suku bunga yang dapat mengurangi pendapatan bunga mereka.

Kontrak derivatif dapat melibatkan beberapa permasalahan atau risiko, berikut ini adalah beberapa potensi permasalahan yang mungkin timbul:

  1. Risiko Harga: Kontrak derivatif nilainya tergantung pada harga aset yang mendasarinya. Fluktuasi harga aset tersebut dapat menyebabkan kerugian bagi salah satu pihak. Misalnya, jika harga aset yang mendasarinya bergerak melawan posisi yang diambil oleh salah satu pihak, mereka dapat mengalami kerugian finansial.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
    Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun