Mohon tunggu...
Inem Ga Seksi
Inem Ga Seksi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jadilah air bagi ragaku yang api

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cream Anti Aging untuk Pejabat Balkon

9 Oktober 2012   19:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:01 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melepas penat dengan nongkrong depan televisi adalah pekerjaan yang paling menyenangkan bagi saya. Terlebih menonton sinetron tutur tinular, yang sering kali membuat saya nyengir kuda. Karena merasa aneh dengan beberapa tokoh dan jalan cerita yang alurnya menyalahi sejarah.

-setidaknya itu yang saya baca dari buku, entah kalau buku nya juga ikut-ikut salah..hehehe.

Setelah sinetron yang dengan rasa terpaksa saya tonton selesai jam tayangnya, kali ini saya beralih chanel pada salah satu televisi swasta. Yang mana sempat terkenal dengan iklan seperti ini..

“Titik..titik..membawa perubahan “

Yang di ucapkan dengan mengepalkan tangan, beuhhhggg sungguh gagah nian om saya terlihat.

Seperti saya ketahui (bukan kita), saat ini sedang heboh berita perseteruan antara kantor milik Om Abraham Samad dengan Pakde Timur. Entah di mulai dari mana, dengan siapa dankarena apa, masalah itu mencuat secuat-cuat nya. Yang nampak jelas hanyalah alamat kantornya tidak palsu seperti alamat palsunya Ayu ting-ting.

Beberapa tokoh mulai berbicara menurut argumennya sendiri. Namun yang menjadi pusat perhatian saya adalah wajah-wajah mereka yang sekarang nampak berbeda.

Wajah-wajah di awal menjabat terlihat cerah terang benderang, tapi sekarang mulai ada lingkaran hitam disekitar mata.

Tiba-tiba, pikiran saya tergelitik melihat keadaan bapak-bapak yang menjabat sebagai pejabat balkon tersebut.

Begitu beratkah beban yang harus dipikul oleh beliau-beliau itu, sehingga beban itu sanggup membuat wajah mereka yang dulu berseri-seri sekarang menjadi muram berseru-seru. Seolah minta tolong agar jangan di tambah lagi beban pikirannya.

Atau mungkin, mereka kebanyakan membaca buku, sehingga mata mereka menjadi sembab, dan lagi-lagi muncul lingkaran hitam itu.

Ehmmm…mungkin karena itu kali ya, para pejabat-pejabat balkon itu, biasanya diduduki oleh kaum adam, karena mereka kan tidak terlalu repot masalah penampilan. Apalagi soal kerutan-kerutan halus daerah wajah, apalagi kalau sampai ada lingkaran hitam di sekitar mata.

Karena, kalau sampai kaum hawa yang duduk dijajaran posisi tersebut, bisa-bisa setengah rapat mereka harus lari terbirit-birit karena ada janji operasi plastik, membuang kerutan dan membuang lingkaran hitam disekitar mata. Belum lagi janji dengan dokter bedah kecantikan karena harus membuang sebagiang lemak-lemak jahat yang mengantung di beberapa daerah tubuh mereka.

Sempat juga terlintas soal nasib bapak-bapak pejabat itu, dengan kondisi penuaan dini tersebut.

Sebegitu hematkah gaya hidup bapak-bapak pejabat balkon itu. Hingga tak mampu membeli cream anti aging. Awal mula menjabat, mata mereka begitu cerah berseri seri, tapi sekarang, hampir tertutup oleh lingkaran lingkaran hitam. Kata teman saya, yang bekerja di salon, kondisi itu di namakan mata panda.

Jika apa yang saya pikirkan adalah benar, itu artinya saya sudah berdosa pada beliau-beliau tersebut. Karena demi saya, demi kepentingan saya dan keluarga besar saya. Saya sampai harus membuat lingkarang-lingkaran hitam di sekitar area mata mereka.

Dari apa yang muncul dipikiran saya, ahkirnya saya menarik sebuah kesimpulan, bahwa menerima jabatan sebagai pejabat balkon, ternyata harus mau dan sukarela berbagi panca indera dengan si panda.

Dan juga harus pasrah, ketika belum waktu nya tua, namun sudah terlihat tua.

Tetapi apapun itu, sebagai warga negara yang baik, yang sudah rela antri selama 5 jam demi ikut mensukseskan program E-Ktp, saya dukung terus segala usaha dan upaya.

Selama hal tersebut demi kepentingan bangsa.

Merdeka untuk om Abraham dan Pakde Timur.

###

#untuk panda yang sabar ya, kalau para Bapak-bapak itu meminjam matamu.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun