Mohon tunggu...
Novan Andriano Pradana
Novan Andriano Pradana Mohon Tunggu... Pelajar/Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Malang Jurusan S1 Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Jembatan Pelor bagi Masyarakat Malang

11 Desember 2023   12:04 Diperbarui: 12 Desember 2023   15:03 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jembatan adalah struktur yang sangat penting dalam infrastruktur, menghubungkan wilayah Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jembatan yang merupakan bagian dari jalan, sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat yang akan menunjang pembangunan pada daerah tersebut. Perencanaan pembangunan jembatan harus diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga pembangunan jembatan dapat memenuhi keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jembatan (Struyk, 1984). Keamanan jembatan menjadi faktor utama yang harus diperhatikan dalam perancangan jembatan. Beban primer, beban sekunder, dan beban khusus harus diperhitungkan dalam perancangan jembatan agar memiliki ketahanan dalam menopang beban -- beban tersebut. Keselamatan dan keamanan pengguna jembatan menjadi hal penting yang harus diutamakan. Keberadaan jembatan saat ini terus mengalami perkembangan, dari bentuk sederhana sampai yang paling kompleks, demikian juga bahan -- bahan yang digunakan mulai dari bambu, kayu, beton dan baja. Penggunaaan bahan baja untuk saat sekarang maupun di masa mendatang, untuk struktur jembatan akan memberikan keuntungan yang berlebih terhadap perkembangan serta kelancaran sarana transportasi antar daerah maupun antar pulau yang ada di 2 seluruh Indonesia (Siswanto, 1999).

Jembatan Pelor adalah sebuah jembatan bersejarah yang terletak di Malang, Jawa Timur, Indonesia. Dibangun sekitar awal tahun 1900-an untuk mengangkut tebu menggunakan kereta api kecil bernama "kereta lori" dari pabrik gula PG Kebon Agung. Jembatan tersebut merupakan jalur transportasi penting tebu sebelum digunakan kembali sebagai jalan alternatif bagi sepeda motor. Jembatan Pelor Salah satu jembatan gantung sebagai penghubung antara Jalan Brigjen Slamet Riyadi (Oro-Oro Dowo) dengan Kelurahan Samaan selama ini dikenal dengan sebutan Jembatan Pelor.  

 

Jembatan Pelor adalah sebuah jembatan bersejarah yang terletak di Malang, Jawa Timur, Indonesia. Kata "plr" berasal dari bahasa Belanda pijler yang artinya titik tumpuan. Dibangun sekitar awal tahun 1900-an untuk mengangkut tebu menggunakan kereta api kecil bernama "kereta lori" dari pabrik gula PG Kebon Agung Kabupaten Malang, karena saat itu wilayah Kelurahan Samaan dan sekitarnya masih berupa hamparan ladang tebu yang subur. Tidak seperti sekarang yang menjadi kawasan Pasar, makam maupun permukiman. Rel lori tersebut, melintasi Jembatan Pelor lalu berbelok ke kanan di Jalan Raung, kemudian terus hingga ke Jalan Jakarta masuk wilayah Langsep sampai lewat Jalan Mergan Lori. Karena pada saat itu transportasi untuk membawa tebu tidak menggunakan truk melainkan dengan kereta lori. Perubahan fungsi Jembatan Pelor terjadi pada periode antara tahun 1950 hingga 1957. Dimana penggunaan lori di PG Kebon Agung tidak lagi ke arah utara, lebih banyak diarahkan ke arah selatan, dikarenakan ladang tebu di area utara, sudah berubah menjadi area permukiman. Jembatan tersebut merupakan jalur transportasi penting tebu sebelum digunakan kembali sebagai jalan alternatif bagi sepeda motor.

Jembatan Pelor merupakan jembatan yang setiap harinya ramai dilalui oleh pengendara kendaraan roda, setiap harinya bisa ratusan kendaraan atau  mungkin bahkan ribuan kendaraan melintasi jembatan tersebut. Pada tahun 2021 jembatan tersebut direnovasi, meliputi perbaikan struktur baja, pelebaran jembatan, dan penambahan jalur pejalan kaki untuk meningkatkan kenyamanan pengguna. Sekarang disamping jembatan sudah dipasang pagar, karena dulu jembatan ini sering dipakai untuk bunuh diri dikarenakan jembatan ini tinggi dari bawah dan disampingnya tidak ada pagar pembatasnya. Meskipun terdapat tantangan struktural dan navigasi, jalan raya ini tetap merupakan jalan raya yang sibuk dan

penting bagi masyarakat setempat, dengan perkiraan 2.000 sepeda motor melintasinya setiap hari. Banyak kendaraan roda 4 yang sering menggunakan google maps yang tertipu karena jalurnya tidak bisa digunakan untuk kendaraan roda 4.  

Berdasarkan informasi mengenai Jembatan Pelor di Malang yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa jembatan ini memiliki sejarah yang kaya dan evolusi fungsi yang menggambarkan adaptasi terhadap perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat. Sebagai struktur penting, Jembatan Pelor memiliki peran yang signifikan dalam menghubungkan Jalan Brigjen Slamet Riyadi dengan Kelurahan Samaan, memfasilitasi akses transportasi yang penting bagi warga dan pengguna jalan.

Saran untuk menjaga dan meningkatkan manfaat jembatan ini termasuk:

1. Pemeliharaan Rutin: Melakukan pemeliharaan secara rutin untuk memastikan keamanan dan keandalan jembatan bagi pengguna.

2. Pengembangan Infrastruktur: Mengidentifikasi kebutuhan infrastruktur tambahan yang dapat mendukung peran jembatan dalam mobilitas penduduk, seperti pejalan kaki, jalur sepeda, atau perluasan kapasitas jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun