Mohon tunggu...
Nova Bragastiani
Nova Bragastiani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Unpam Jurusan Sastra Indonesia

Suka kucing, es krim stoberi, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Novel "Stardust Catcher" Karya Suarcani, Analisis Unsur Intrinsik

12 Juli 2021   10:07 Diperbarui: 12 Juli 2021   10:49 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PEMBAHASAN

Tema yang terkandung dalam novel Stardust Catcher adalah tentang keluarga dan penerimaan atas berpisahnya orang tua yang bercerai. Joe Taslim, seorang pemuda yang memiliki permasalahan keluarga, orang tuanya sedang mengurus perceraian. Hidup Joe dulunya bahagia, terlahir sebagai anak tunggal membuat dirinya merasa bahagia sekali. 

Namun, semua berbeda ketika kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Hanya tinggal menunggu palu diketuk saja, orang tuanya akan berpisah. Tidak hanya itu, ternyata kedua orang tuanya telah menemukan pasangan baru, bahkan pasangan barunya membawa saudara tiri baginya. Joe merasa tersisih, bagi Joe kedua orang tuanya hanya memikirkan hidup mereka sendiri, bukan kebahagiaan Joe. 

Mela, seorang spa terapis yang memiliki penyakit lupus, kondisi yang serba kekurangan, menjadi pengganti orangtua untuk membiayai adiknya kuliah, serta penyakit dia alami tidak lantas membuat dia patah semangat, dia tetap tersenyum dan melayani pelanggan dengan memuaskan, melalui permainan kartu remi. Dihadapkan dengan permasalahan hidup yang tidak hanya seputar penyakitnya saja, melainkan juga permasalahan ekonomi yang membelitnya. Selepas orangtuanya tidak ada, Mela yang menjadi tulang punggung keluarga dan membiayai kuliah adiknya di Jakarta.

Lalu ada Sally Cinnamon, seorang peri cinta yang konon katanya memiliki misi untuk mempersatukan Joe dengan jodohnya. Kehadiran Sally yang tiba-tiba memunculkan diri membuat Joe tidak hanya terkejut, melainkan Joe juga merasa bahwa kehidupannya menjadi kacau. 

Sally disinyalir membawa sial. Joe yang melakukan darmawisata ke Bali sebagai kedok pelarian dirinya dari kedua orangtua yang sedang berada dalam proses perceraian, mengalami serentetan kejadian yang tidak menyenangkan. Tertinggal bus, tersesat di daerah sepi penduduk, dipalak, masuk jurang, dan beberapa kejadian lain. Sementara Mela, upayanya untuk menagih pertolongan yang dijanjikan Oscar padanya, berbuntut inseden yang panjang dan juga tidak menyenangkan.

Sebenarnya ada dua konflik utama dalam buku ini, pertama tentang Joe yang belum siap menghadapi perceraian kedua orang tuanya dan tentang Mela, seorang spa therapist dan Odapus. Joe mewakili suara anak-anak yang merasa orangtua mereka egois karena memutuskan berpisah, menganggap mereka merenggut kebahagiaan dengan menjadikan anak harus memilih salah satu, menganggap anak adalah beban. Joe berharap dengan pelarian alias qisata bersama teman-temannya akan membantu mengatasi masalah, tapi siapa sangka dia malah mengalami petualangan yang tak terbayangkan.

"Tidak selamanya hidup akan berlaku adil, Joe. Tidak selamanya pula satu keluarga utuh itu isinya ayah, ibu, dan anak. Banyak kasus anak-anak broken home yang masih mendapat kasih sayang penuh dari orang tuanya sekalipun tinggal terpisa. Asalkan tujuan mereka sama, untuk saling membahagiakan."
Namun, setiap orang punya mekanisme penerimaan sendiri, seperti juga Joe. Untungnya dia bertemu dengan sosok Sally, yang akhirnya membuat Joe bisa menerima kenyataan yang dihadapi. Saya suka bagaimana Joe bermetamorfosis, berubah menjadi pribadi yang lebih baik sejak pertemuannya dengan Sally. Walau kadang-kadang kasihan juga karena harus melalui kesialan demi kesialan dulu untuk membuat Joe sadar.
Mela pun punya hidup yang tidak mudah, harus hidup sebagai yatim-piatu, menderita penyakit yang cukup serius, harus membanting tulang untuk kehidupannya sendiri dan adiknya. Salut dengan Mela yang punya prinsip yang kuat dan malah seringnya bisa menghibur orang lain dengan akun ask.fmnya yang secara tidak langsung mempertemukannya dengan Joe.

Nilai Sosial dalam Novel

Hidup memang kadang tidak adil. Ketika orangtua berbuat kesalahan, mereka bisa dimaafkan dengan segera. Tapi ketika anak-anak yang salah, kesalahan itu tidak akan pernah pudar dan selalu diungkit-ungkit. (hlm. 87)

Berarti kamu akan lebih mensyukuri hidup walaupun tahu hidup kamu juga tidak adil? (hlm. 142)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun