Mohon tunggu...
Nova Nur Fadhillah
Nova Nur Fadhillah Mohon Tunggu... Mahasiswi Pendidikan Guru Madasah Ibtidaiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mahasiswi Pendidikan Guru Madasah Ibtidaiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. NIM : 22104080051 Hobi saya adalah membaca dan editing.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Tren Baru : Makan Sendiri Ditemani Tontonan Favorit

10 April 2025   23:00 Diperbarui: 10 April 2025   22:57 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Orang Makan Sambil Nonton YouTube (Sumber : ChatGPT))

Yogyakarta -- Di era digital saat ini, semakin banyak orang yang memilih atau terpaksa makan sendirian. Menariknya, kebanyakan dari mereka tidak benar-benar sendiri karena ditemani layar ponsel atau televisi. Fenomena ini menjadi kebiasaan baru yang tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga meluas ke berbagai daerah di Indonesia.

Fenomena yang dikenal dengan istilah mukbang companion ini mengacu pada kebiasaan orang yang makan sambil menonton tontonan, seperti vlog makan, drama, atau video YouTube. Aktivitas menonton saat makan, yang dulu dianggap tidak sopan, kini menjadi cara umum untuk mengisi kesepian atau membuat suasana makan jadi lebih menyenangkan.

Kebiasaan ini banyak ditemukan pada kalangan urban, mahasiswa, pekerja muda, dan bahkan ibu rumah tangga. Tidak hanya terbatas pada Gen Z atau milenial, banyak orang dewasa yang juga mengikuti pola ini. Mereka yang tinggal sendiri atau sering makan tanpa teman cenderung mengandalkan tontonan sebagai "teman makan".

Salah satu mahasiswa, Yunita (20), mengaku hampir selalu menonton video saat makan.

"saya kalau makan tidak terlalu cepat, apalagi jika sambik malamun, jadinya saya suka lihat kartun agar tidak sunyi. saya juga merasa lebih nyaman sambil melihat tontonan youtube terutama kartun, meskipun akhirnya hanya mendengarkan suaranya saja tidak terus menerus melihat videonya"," ujar Yunita saat di tanya melalui media online.

Kebiasaan ini terjadi di berbagai tempat: rumah, kos, kantin kampus, restoran cepat saji, bahkan di ruang kerja. Banyak rumah makan juga kini menyediakan televisi atau koneksi Wi-Fi cepat agar pelanggan bisa menikmati tontonan pribadi mereka sambil makan.

Fenomena ini semakin terlihat sejak pandemi COVID-19, ketika aktivitas sosial berkurang drastis dan banyak orang harus makan sendiri di rumah. Setelah pandemi mereda, kebiasaan ini tetap melekat dan bahkan menjadi bagian dari rutinitas harian.

Ada beberapa alasan utama. Pertama, untuk mengusir rasa sepi saat makan sendiri. Kedua, menonton sambil makan memberikan distraksi dari beban pikiran atau stres setelah bekerja atau belajar. Ketiga, tontonan seperti mukbang atau ASMR makan juga bisa meningkatkan nafsu makan, terutama bagi mereka yang tidak terlalu lapar tapi butuh asupan.

Dampaknya bisa positif maupun negatif. Positifnya, kebiasaan ini membantu orang merasa tidak sendiri, bahkan bisa memperbaiki mood. Namun, dari sisi kesehatan, fokus makan bisa terganggu. Beberapa studi menunjukkan bahwa makan sambil menonton cenderung membuat orang makan lebih banyak tanpa sadar. Selain itu, kualitas hubungan sosial bisa menurun jika kebiasaan ini terus menggantikan interaksi langsung.


Fenomena makan sambil menonton mencerminkan bagaimana teknologi mengubah cara kita menjalani rutinitas harian. Di balik layar yang menyala, ada cerita tentang kesendirian, kenyamanan, dan cara manusia modern beradaptasi dengan kesunyian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun