Mohon tunggu...
Nova Nur Fadhillah
Nova Nur Fadhillah Mohon Tunggu... Mahasiswi Pendidikan Guru Madasah Ibtidaiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mahasiswi Pendidikan Guru Madasah Ibtidaiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. NIM : 22104080051 Hobi saya adalah membaca dan editing.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Merantau Lagi : Saat Kampung Halaman Hanya jadi Kenangan

6 April 2025   21:22 Diperbarui: 6 April 2025   21:24 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Suasana Kampung Halaman (Sumber : Nova))

Setelah merayakan Idul Fitri di kampung halaman, perasaan campur aduk muncul saat tiba saatnya untuk kembali ke rantau. Mudik, yang seharusnya menjadi kebahagiaan, kini terasa begitu berat. Waktu di kampung halaman selalu terasa singkat, bahkan terkadang seperti tidak cukup untuk mengobati kerinduan setelah berbulan-bulan berjauhan. Kembali ke kampung halaman adalah momen yang ditunggu-tunggu, berkumpul dengan keluarga, menyapa teman-teman lama, dan menikmati kehidupan yang penuh kedamaian. Namun, setiap kali harus meninggalkan kampung ini, hati terasa tersayat.

Dulu, kampung halaman adalah tempat yang penuh kenangan. Di sinilah kita dibesarkan, di sini kita mengenal arti kebersamaan, dan di sini juga kita merasakan setiap sudut kehidupan yang penuh dengan kehangatan dan kesederhanaan. Menjadi bagian dari kampung ini adalah sebuah kebanggaan. Kita bukan hanya pengunjung yang datang sesekali, tetapi penghuni yang turut merasakan setiap perubahan, turut merasakan suka dan duka bersama sesama. Namun, seiring berjalannya waktu, keadaan berubah. Kampung ini kini hanya menjadi tempat yang kita kunjungi saat liburan, bukan tempat untuk kembali menetap. Kehidupan yang dulu kita jalani dengan riang, kini berubah menjadi kenangan yang harus kita jaga dalam hati.

(Pemandangan Kampung Halaman (Sumber : Nova))
(Pemandangan Kampung Halaman (Sumber : Nova))

Saat meninggalkan kampung halaman untuk kembali ke rantau, perasaan sedih tak bisa dihindari. Kita meninggalkan tempat yang dulu kita sebut rumah, tempat yang selalu ada saat kita membutuhkan tempat beristirahat, tempat yang memberi kedamaian saat dunia terasa berat. Tidak ada lagi suasana pagi yang sejuk dengan aroma tanah basah setelah hujan, tidak ada lagi deru suara burung yang menyambut pagi, dan tidak ada lagi senyum tulus dari tetangga yang kita kenal sejak kecil. Semua itu kini menjadi kenangan yang harus kita simpan jauh di dalam hati.

Rantau yang dulu kita pilih sebagai jalan untuk meraih impian, kini terasa semakin berat. Di sana, di luar kampung halaman, kita berjuang sendirian, menghadapi dunia yang terkadang terasa kejam. Tidak ada lagi tangan ibu yang membelai kepala, tidak ada lagi suara ayah yang menenangkan, dan tidak ada lagi tawa adik-adik yang selalu menghangatkan suasana. Semua itu harus digantikan dengan kesendirian yang harus diterima, meskipun tak jarang terasa begitu menguras perasaan.

(Pemandangan Kampung Halaman (Sumber : Nova))
(Pemandangan Kampung Halaman (Sumber : Nova))

Namun, kita tidak bisa menolak kenyataan. Hidup di rantau adalah bagian dari perjalanan yang harus diteruskan. Setiap langkah yang kita ambil di sana adalah bagian dari usaha untuk meraih apa yang kita impikan, untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga, dan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Meskipun berat meninggalkan kampung halaman, kita tahu bahwa kita harus kembali ke rantau untuk melanjutkan perjuangan ini. Meskipun hati ini berat, namun tekad untuk melanjutkan apa yang sudah dimulai membuat kita tetap melangkah.

Kampung halaman kini menjadi tempat yang hanya bisa kita kunjungi untuk berlibur, tetapi rasa rindu dan cinta akan tempat itu akan selalu ada dalam setiap langkah kita. Meninggalkan kampung halaman adalah bagian dari hidup, sebuah pengorbanan yang harus kita jalani demi masa depan yang lebih baik. Namun, kita akan selalu membawa kampung halaman dalam hati, sebagai sumber kekuatan dan kenangan yang tak akan pernah pudar.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun